Selasa, 30/04/2024 - 09:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

IPB: Kenaikan harga cabai momentum petani tingkatkan produksi

ADVERTISEMENTS

BOGOR — Institut Pertanian Bogor (IPB) University mendorong para petani memanfaatkan momentum kenaikan harga cabai di pasar untuk meningkatkan produksi dengan menggunakan teknologi mikroba intensif.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dekan Fakultas Pertanian IPB University Suryo Wiyono mengatakan dengan tingginya harga cabai, khususnya cabai keriting, menurut laman panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang mencapai Rp 72.620 per kilogram, sebagai kesempatan petani meningkatkan produksi dengan memanfaatkan teknologi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Menurut kami, ini momen bagus bagi petani untuk meningkatkan produktivitas. Kami dampingi menggunakan teknologi mikroba intensif,” kata dia, Rabu (13/12/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ia menjelaskan di tengah lonjakan harga, IPB justru mendorong petani untuk mengoptimalkan produksi agar pendapatan mereka juga meningkat. Saat ini, IPB mendampingi petani cabai untuk memanfaatkan teknologi mikroba intensif di enam wilayah, yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tegal, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Gowa. Rencananya teknologi ini juga akan dikembangkan untuk beberapa komoditas lain.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Pegawai Pemerintah vs Karyawan Swasta, Siapa On Time Kerja Saat Ramadhan?

Menurut dia, teknologi mikroba intensif yang dianjurkan IPB telah diuji dan terbukti dapat mengurangi biaya produksi hingga 27 persen. Selain itu, teknologi ini tidak menggunakan pestisida kimia sama sekali sehingga lebih ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Teknologi mikroba intensif tidak menggunakan pestisida kimia sama sekali sehingga bisa mengurangi biaya produksi sebesar 27 persen dan mengurangi residu pestisida,” kata dia.

Koordinator Kelompok Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Tanaman Sayur dan Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Wita Khairia mengemukakan tingkat residu produk cabai Indonesia menjadi hambatan dalam proses ekspor.

Berita Lainnya:
Wapres: Syariah tak Hanya Soal Ibadah

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian mendukung pelaksanaan program diseminasi teknologi mikroba intensif untuk menghasilkan produk yang berdaya saing dalam pasar internasional.

“Kami mendorong penyediaan produk yang berdaya saing agar bisa memenuhi pasar ekspor. Teknologi mikroba intensif ini memungkinkan untuk mengurangi residu pestisida 100 persen,” kata dia.

Petani cabai asal Garut, Jejen, mengatakan penerapan teknologi mikroba intensif ini meningkatkan produksi cabai keriting hingga 25 persen. Di tengah harga yang bagus, dirinya bisa panen lebih banyak sehingga keuntungan yang diterima juga semakin besar.

“Hasilnya naik sekitar 25 persen. Pas harga bagus, produksinya juga bagus.”, ujar dia.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi