Minggu, 05/05/2024 - 18:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Maruarar Keluar Dinilai Sebagai Pertanda Masalah di Internal PDIP

ADVERTISEMENTS

JAKARTA- – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, mengatakan keputusan Maruarar Sirait keluar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyiratkan pertanda ada masalah atau kekacauan di internal partai berlambang banteng tersebut.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Ujang menyebut, keluarnya Maruarar atau yang akrab disapa Ara itu akan memberi dampak negatif terhadap upaya pemenangan capres-cawapres yang diusung PDIP, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Hal itu lantaran Ara memiliki simpatisan tidak sedikit.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“PDIP sedang berjuang utk bisa memenangkan pilpres. suka tak suka ini ada pertanda perpecahan di internal PDIP. Paling tidak berdampak pada pemenangan Ganjar-Mahfud,” kata Ujang di Jakarta, Selasa (16/1/2024).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dengan keputusan Ara yang notabene salah satu simbol kader muda PDIP, kata Ujang, juga bisa berdampak kepada penurunan suara PDIP pada Pemilu 2024. Pasalnya, Ara dikenal memilliki pemilih dan pendukung yang loyal. Alhasil, PDIP akan dinilai sedang ada masalah dan tidak mampu menjaga kader terbaiknya untuk bertahan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Partai Demokrat Siapkan 7 Kadernya Maju Pilkada di 7 Provinsi, Berikut Namanya

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Meski begitu, keluarnya Ara dari PDIP lanjut Ujang bukanlah sesuatu hal yang mengagetkan. Karena selama 10 tahun terakhir, sambung dia, peran Ara di PDIP sudah mulai ditiadakan. Ara tidak punya posisi lagi di struktural DPP PDIP. Kemudian pada Pemilu 2019, PDIP memindahkan daerah pemilihan (dapil) Ara sehingga ia gagal meneruskan kariernya di DPR RI.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Ara sudah tiga periode, yakni 2004-2009, 2009-2014 dan 2014-2019, bisa lolos ke Senayan melalui Dapil Jabar IX mencakup Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang. Namun tiba-tiba pada Pemilu 2019, Ara dipindah ke Dapil Jabar III mencakup Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Alhasil, Ara gagal kembali ke Senayan. Tapi jauh sebelum kegagalan bertahan di DPR RI, menurut Ujang, Ara merasa kecewa terhadap partainya sejak tahun 2014. Dia yang semula akan diplot menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, gagal dilantik.

Berita Lainnya:
Bule Jerman yang Curhat Diperlakukan Tak Adil di Bali Ternyata Nunggak Bayar Vila dan Malah Aniaya Karyawan

Padahal di hari pelantikan di istana, Ara sudah mengenakan kemeja putih. Ara merasa kecewa berat karena dirinya salah satu aktor penting yang menggerakkan mesin pemenangan Jokowi. Namun, Jokowi tidak jadi melantik Ara karena tak mendapat rekomendasi dari PDIP.

“Ini akumulasi kekecewaan Ara di internal PDIP.  Kita sudah tahu Ara sudah lama tersingkir, tidak punya peran, sudah lama tidak punya masa depan di PDIP. Kita tahu ketika 2014, Ara akan dilantik oleh Pak Jokowi sebagai menteri sudah pakai baju putih tapi gagal,” ucap Ujang.

Ujang meyakini, setelah hengkang dari PDIP, Ara akan merapat lagi kepada Jokowi. Karena secara pergaulan, Ujang melihat, Ara memang lebih dekat kepada Jokowi ketimbang elite di PDIP.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi