Selasa, 30/04/2024 - 21:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Sering Lakukan Perbuatan Baik ini agar Meringankan Timbangan Dosa

ADVERTISEMENTS

Berdzikir.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

  JAKARTA — Siapa yang tahu masa depan kita di akhirat seperti apa? Yang mengetahui hal itu adalah diri sendiri. Yang harus dilakukan adalah memperbanyak perbuatan baik agar itu semua menjadi bekal kehidupan setelah kematian kita.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam buku Nashaihul Ibad mengutip pernyataan Sayidina Ali bin Abi Thalib Radhiayalhu anhu yang menjelaskan empat amal yang paling berat timbangan pahalanya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Diriwayatkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu berkata, “Sesungguhnya amal perbuatan yang paling berat (timbangannya) itu ada empat. Yaitu memberi maaf ketika sedang marah, suka berdarma di saat miskin, berbuat iffah (enggan) ketika sendirian, dan berkata benar terhadap orang yang ditakuti atau diharapkan jasanya.”

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kebaikan Tidak Berarti Tanpa Disertai Delapan Hal Ini

Menurut Ali bin Abi Thalib bahwa amal perbuatan yang paling berat timbangan amalnya itu ada empat.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Pertama, memaafkan kesalahan orang lain, meskipun pada dasarnya hatinya panas (marah). Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini.

مَنْ كَفَ غَضَبَهُ كَفَ اللَّهُ عَذَابَهُ.

Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun yang menghentikan marahnya, maka Allah akan menghentikan siksa baginya.”

Dalam riwayat Imam Ad-Dailami juga diterangkan, bahwa Nabi Muhammad SAW telah bersabda yang artinya sebagai berikut, “Siapapun yang mencegah marahnya, melapangkan kerelaannya, mendermakan kebaikannya, menghubungkan kerabatnya dan menunaikan amanatnya, maka Allah Azza Wa Jalla memasukkan ia pada hari kiamat nanti dalam cahaya-Nya Yang Maha Agung.”

Berita Lainnya:
Sholat Jamak Makmum dengan Orang Mukim atau Sebaliknya, Apakah Boleh?

Kedua, dermawan, meskipun dirinya sendiri sedang kesusahan. Yakni memberikan harta benda kepada yang lebih membutuhkannya.

Ketiga, enggan melakukan perbuatan yang haram, meskipun dalam keadaan sendirian. Orang yang Afif adalah orang yang mengurus perkara-perkara yang sesuai dengan tuntunan syara’ dan kepribadian.

Keempat, ucapan yang benar kepada orang yang ditakutinya. Misalnya mengucapkan hal yang benar kepada raja yang zalim atau diharapkan. Artinya orang yang diharapkan ampunan atau pemberiannya.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi