Jumat, 03/05/2024 - 17:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Demokrasi Harus Diperjuangkan, Begini Penjelasannya

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA – Demokrasi dinilai sesuatu yang harus terus diperjuangkan, karena bukan sebagai sesuatu yang terberi (taken for granted). Semangat inilah yang muncul kegiatan Forum Demokrasi yang diselenggarakan oleh FISIP UI bersama AWCPH UI dan Yayasan Bani Abdurrahman Wahid pada Rabu (31/1/2024). 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Forum yang mengambil tema Refleksi Masa Depan Demokrasi Indonesia menghadirkan Dekan FISIP UI Prof Dr Semiarto Aji Purwanto, Dewan Pengarah Gardu Pemilu Anita Wahid, dan Dewan Pembina PERLUDEM Titi Anggraini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dalam kegiatan yang diselenggarakan di Auditorium Mochtar Riady FISIP UI ini, para pembicara menyampaikan berbagai refleksi mengenai perjalanan demokrasi Indonesia hingga hari ini, khususnya menjelang pelaksanaan Pemilu 2024. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Pemilu 2024 di Indonesia adalah pemilu terbesar yang dilaksanakan serentak dalam satu hari dengan tingkat kerumitan teknis paling tinggi di dunia,” kata Titi Anggraini.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

Berita Lainnya:
Oknum Dosen Universitas Negeri Gorontalo Dilaporkan Atas Dugaan Pelecehan Seksual

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Pembina PERLUDEM ini juga melanjutkan dengan mengingatkan bahwa berbagai indikator global yang mencoba mengukur situasi demokrasi menunjukkan bahwa memang terjadi penurunan nilai Indonesia. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Tahun 2024 adalah persimpangan yang akan menentukan masa depan demokrasi kita,” ujarnya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Anita Wahid yang tampil sebagai pembicara kedua menegaskan bahwa memang kondisi demokrasi Indonesia belum pernah ideal. Namun, polarisasi politik dalam beberapa periode terakhir membuat situasinya memburuk. Ia mencontohkan bagaimana narasi Taliban digunakan untuk melemahkan KPK. 

“Begitu KPK, institusi yang mendapat dukungan terkuat dari publik bisa dilemahkan, berbagai inisiatif yang tidak demokratis dapat didorong dengan mulus,” kata Anita.

Antropolog yang juga Dekan FISIP UI itu mengingatkan, upaya membumikan demokrasi harus ditopang oleh pemahaman yang baik tentang tradisi politik lokal di Indonesia yang beragam. 

“Ada keragaman budaya politik yang membuat demokrasi tidak dipahami secara sama dalam praktiknya,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Polres Aceh Barat Ungkap Modus Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Malaysia

Forum Demokrasi menjadi wadah berefleksi untuk merenung, berdiskusi, serta menyusun langkah-langkah konkrit dan rekomendasi membangun demokrasi Indonesia yang berkualitas. Dengan keteladanan yang dicontohkan oleh Gus Dur, sang parrhesiast, kedewasaan demokrasi Indonesia dapat terpenuhi dengan sikap keberanian memegang teguh nilai-nilai demokrasi yang jujur, adil dan bermartabat.

Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Abdul Gofur berharap kegiatan ini dapat memberikan edukasi terkait demokrasi, pluralisme dan  toleransi. Kontribusi yang diberikan adalah membuka cara pandang pemerintah terkait kebutuhan demokrasi yang berubah dibandingkan dengan demokrasi tempo dulu.

Kegiatan “FORUM DEMOKRASI: Refleksi Masa Depan Demokrasi Indonesia” ini diselenggarakan oleh Yayasan Bani Abdurrahman Wahid (YBAW) bersama Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), dan Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities Universitas Indonesia (AWCPH UI).

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi