Kisah Persahabatan Nabi Adam dengan Iblis, Apa yang Memisahkan Mereka?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

JAKARTA — Baik Nabi Adam maupun Iblis, keduanya pernah menjadi penghuni surga sebelum akhirnya terusir. Keduanya juga bersahabat baik sampai suatu ketika perpisahan antara kedua sahabat ini tidak terelakan lagi.

ADVERTISEMENTS

Dalam kitab Syajarah Al Kawn karya Ibnu Arabi yang ditahkik Zainul Maarif dijelaskan, sebelum kehidupan di bumi, Nabi Adam dikabarkan menjadi sahabat iblis di surga. Mereka pernah bersahabat dan berkumpul bersama sehingga menghasilkan persahabatan yang membekas.

ADVERTISEMENTS

Namun, keduanya sama-sama melakukan kesalahan kepada Allah sehingga keduanya diusir dari surga. Saat Nabi Adam dan iblis melakukan pelanggaran, Allah memutuskan agar iblis tidak melanggarnya. Allah mengikat ketidakbahagiaan sebagai kemah iblis dan menjadikan hamparan luas sebagai tempat tinggalnya.

Adapun Nabi Adam merindukan tempat menetap (darul maqamah/salah satu nama surga yang disebutkan dalam Surat Fathir ayat 35). Ia mengingat malam dan siang tempat itu. Nabi Adam bermuhasabah dengan mencela diri. Di antara orang-orang yang menyesal, Nabi Adam berdoa, ‘Ya Allah, kami telah menzhalimi diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami, niscaya kami akan menjadi orang-orang yang merugi.’

Kabar gembira bagi pendekatan diri Nabi Adam kepada Allah berjumpa dengan penguraian kesulitannya. Adapun kesialan iblis adalah berupa pelepasan kuda-kuda laknat ke arahnya tanpa terkendali, sambil mengabarinya tentang pengusiran dan pengasingannya. Allah mengeluarkan iblis dari tempat pertemuan tersebut sambil mengucapkan perintah, “Turunlah dari sana!” (Al Baqarah ayat 28). Yakni yang diperintahkan turun adalah iblis, Nabi Adam beserta pasangangannya.

ADVERTISEMENTS

Nabi Adam gelisah dan nyaris…

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version