Sabtu, 04/05/2024 - 12:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Psikolog: Jangan Khawatir tak Masuk Geng Sekolah, Masih Ada OSIS dan Ekstrakurikuler

ADVERTISEMENTS

Korban perundungan geng sekolah (ilustrasi). Remaja diimbau tak perlu khawatir jika tidak masuk geng sekolah.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Kasus perundungan (bullying) yang yang terjadi di Binus School Serpong, Tangerang Selatan, Banten, menjadi sorotan publik. Video perundungan yang telah beredar di media sosial diduga sebagai syarat masuk geng siswa sekolah tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Fenomena geng sekolah cukup mengkhawatirkan orang tua. Lantas, bagaimana cara orang tua mengingatkan anak agar tidak terlibat geng di sekolah?

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Psikolog anak, remaja, dan keluarga, Sani Budiantini Hermawan mengatakan orang tua perlu berperan dan harus mengingatkan anak untuk terlibat dalam “geng” formal sekolah saja seperti OSIS dan ekstrakurikuler. “Gak papa banget (ikut OSIS dan ekstrakurikuler), jadi ajang bagus untuk pencapaian prestasi dan pembuktian diri,” kata Sani saat dihubungi, Selasa (20/2/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Mampukah AI Prediksi Kematian Seseorang? Ini Penjelasan Peneliti

Orang tua juga dapat mendiskusikan dengan anak bahwa ada pula geng informal di luar sekolah. Selain tidak diakui sekolah, geng tersebut berpotensi melanggar aturan dan tidak ada perlindungan sekolah jika terjadi sesuatu kepada mereka.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Kekekerasan dalam geng bisa melukai secara fisik atau menimbulkan cacat jika dilakukan berlebihan. “Jadi hati-hari, kita harapkan jangan sampai anak jadi korban seperti itu. Ortu pantau, kasih masukan, termasuk cari berita yang sesuai yang bisa membuat anak jadi aware dengan keadaan seperti ini,” kata Sani.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Tanda Bahaya pada Ibu Hamil Ketika Persalinan, Waspadai Agar tak 'Terlambat'

Usia remaja adalah fase di mana mereka sedang mencari jati diri dan reputasi. Orang tua perlu mendorong atau memotivasi anak tentang membangun reputasi diri melalui hal positif ketimbang masuk geng.

Sani mengatakan, tidak semua anak dan remaja tertarik masuk geng sekolah. Ada anak-anak yang tidak tergolong agresif dan mungkin takut masuk geng karena ada kekerasan fisik.

Remaja diimbau mencari jati diri dengan cara yang lebih aman bagi mereka. Misalnya, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau menjadi panitia acara sekolah untuk membangun kepercayaan diri yang lebih positif. 

“Jangan khawatir kalau tidak masuk geng karena bisa membangun harapan individual sesuai harapan dan keinginannya,” kata dia menambahkan. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi