Selasa, 30/04/2024 - 05:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Mahalnya Harga Sebuah Kesempatan ‘Lari’ dari Perang Gaza

ADVERTISEMENTS

GAZA — Setelah lebih dari lima bulan mengalami perang yang mematikan, pengungsian, dan kelaparan, Zain Ali (bukan nama sebenarnya), menyerah pada harapan akan terjadinya gencatan senjata atau berakhirnya perang Israel di Gaza.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Ali, yang kini berusia 31, mengambil keputusan yang dianggap mewah oleh banyak warga Palestina, yakni meninggalkan Jalur Gaza yang dilanda perang untuk melindungi nyawa istri dan tiga anaknya yang masih kecil. Namun keputusan seperti itu memakan biaya, baik secara finansial maupun mental.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Ali harus membayar 15 ribu dolar Amerika Serikat (AS), yang disebut sebagai “biaya koordinasi perjalanan”, kepada agen perjalanan yang bekerja sama dengan perusahaan milik negara Mesir untuk mengizinkan keluarganya meninggalkan Gaza melalui perbatasan Rafah di timur laut Mesir. Saat ini, pilihan mahal yang diambil Ali, adalah satu-satunya cara bagi warga Palestina yang tidak memiliki kewarganegaraan lain untuk menyeberang ke Mesir. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Perusahaan perjalanan Gaza bertindak sebagai perantara antara warga Palestina yang ingin meninggalkan Gaza dan perusahaan Mesir, Hala, yang secara de facto memiliki monopoli atas keluarnya warga Palestina melalui penyeberangan Rafah.

ADVERTISEMENTS

Penyeberangan tersebut merupakan satu-satunya jalan keluar dari Gaza yang tidak dikontrol langsung oleh Israel. Semua penyeberangan lain yang dikuasai Israel telah ditutup sejak awal permusuhan pada 7 Oktober 2023.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Takut Ditekan, Netanyahu Tolak Panggilan Telepon Pemimpin Negara Barat

Meskipun memiliki pekerjaan tetap di sebuah LSM internasional sebelum perang, Ali tidak mampu membayar sendiri biaya keluarnya. Dia sudah kehilangan tabungannya setelah mengungsi dari utara ke selatan Gaza.

Jadi dia mengandalkan penggalangan dana yang dilakukan oleh anggota keluarganya di luar negeri, yang mampu menyediakan dana tersebut untuk keluarganya. Namun, uang yang diterimanya tidak cukup untuk membayar biaya pelariannya sendiri.

Hanya keluarganya yang menyeberang ke Mesir pada Februari, sementara dia tetap berada di seberang perbatasan. “Saya terjebak di Gaza, menghadapi risiko kematian setiap hari akibat pemboman Israel. Saya tidak tahu apakah saya akan memeluk anak-anak saya lagi,” katanya kepada Middle East Eye, Kamis (14/3/2024). 

“Bahkan jika saya tidak pernah melihat mereka lagi, setidaknya saya tahu saya telah mencoba yang terbaik untuk menjadi ayah yang baik dan menghindarkan mereka dari tragedi di masa depan,” kata Ali sambil menangis kepada MEE, sambil menunjukkan foto terakhir yang dia ambil bersama keluarganya di mobilnya. telepon.

Upah harian rata-rata di Gaza sebelum perang adalah 15 dolar AS, yang menghasilkan upah rata-rata tahunan sedikit di atas 5.000 dolar AS, jika seorang warga Palestina di Gaza bekerja 365 hari setahun. Oleh karena itu, harga biaya keluar lebih tinggi dari upah tahunan rata-rata di Gaza.

Berita Lainnya:
Menlu Inggris: Dukungan untuk Israel Bukan Tanpa Syarat

Layanan ini hanya menjadi pilihan bagi orang-orang kaya, mereka yang membayar tabungan hidupnya untuk pergi, dan mereka yang mendapatkan biayanya melalui penggalangan dana. Ali menunjukkan kepada MEE faktur 15 ribu dolar AS yang dibayarkannya tunai kepada perusahaan perjalanan al-Amany di Gaza agar keluarganya bisa pergi. Dia menjelaskan, dia membayar 12 ribu dolar AS untuk istrinya dan 1.000 dolar AS untuk setiap anaknya, untuk layanan jalur cepat yang memungkinkan mereka berangkat dalam waktu 48 jam. 

Pilihan lain yang dia punya adalah membayar 5.500 per orang dewasa dolar AS, dan 2.500 dolar AS per anak untuk pergi dalam waktu dua hingga tiga pekan. Hala, salah satu dari beberapa perusahaan di bawah Grup Organi yang dimiliki oleh pengusaha berpengaruh Mesir dan pemimpin suku Sinai Ibrahim al-Organi, telah memegang kendali signifikan atas pergerakan orang melalui penyeberangan Rafah bahkan sebelum perang.

Organi adalah sekutu Presiden Abdel Fattah el-Sisi dan tentara Mesir, dan secara luas dianggap sebagai tokoh suku dan bisnis paling berpengaruh di semenanjung Sinai, ungkap Middle East Eye.

MEE telah menghubungi Organi Group dan pemerintah Mesir untuk memberikan komentar, namun belum menerima tanggapan hingga berita ini diterbitkan.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi