Kamis, 02/05/2024 - 12:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Jokowi-Gibran Dinilai sebagai Penyebab Ketegangan Kader PDIP-Gerindra

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEHJoko Widodo alias Jokowi dinilai sebagai faktor penyebab ketegangan kader PDIP dengan kader Partai Gerindra, hingga kedua partai itu sulit bersatu dalam sebuah koalisi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Kritik PDIP terhadap Jokowi dan Gibran selalu direspon kader Gerindra. Akibatnya, kader PDIP dan Gerindra terkesan berantem,” kata analis Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (31/3).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
PDIP: Pemilu 2024 Hanya Perpanjangan Kekuasaan Jokowi
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Padahal, kata Jamiluddin, di antara elite politik dua partai politik itu sesungguhnya tidak ada persoalan prinsip.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Bahkan hubungan Megawati dan Puan Maharani dengan Prabowo selama ini cukup baik. Bahkan di antara mereka tak pernah terlihat saling melontarkan kritik secara langsung,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Menurutnya, “ketegangan” yang terjadi sesungguhnya karena langkah Jokowi dan trahnya yang dinilai telah melukai PDIP, hingga menjadi penghalang terjadinya koalisi dengan Gerindra.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Banyak Orang Hebat, Menteri Kabinet Prabowo Jangan 'Itu-itu' Lagi

“Jadi, saling kritik antara kader PDIP dan kader Gerindra lebih didominasi beda kepentingan dalam melihat Jokowi dan Gibran. Itu yang jadi ganjalan utama bagi kedua partai untuk berkoalisi,” tutupnya

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi