Selasa, 30/04/2024 - 01:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Makna Asmaul Husna Ash Shabur: Bersabar dan tidak Bergantung pada Manusia

ADVERTISEMENTS

Seorang warga muslim di Masjid Asmaul Husna, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Grand Syekh Al-Azhar Mesir Ahmed Al Tayeb menyampaikan, ketika seorang Muslim mendapatkan kerugian atau malapetaka dari sesuatu, maka sungguh itu berasal dari Allah, bukan dari manusia. Ini dia jelaskan dalam program Al-Imam Al-Tayeb, sebagaimana dilansir laman Masrawy.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Jika yang memberikan kerugian adalah Allah dan bukan orang lain, maka yang memberi manfaat juga adalah Allah. Ini merupakan bukti dari tauhid dan keyakinan bahwa Dia-lah satu-satunya yang memberi mudharat dan manfaat,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Tuntunan Berhijab Ternyata Juga Ada di Agama Lain Selain Islam?
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dia menjelaskan, manfaat dan mudharat itu berasal dari Allah Ta’ala, dan tidak ada seorang pun yang dapat memberi manfaat atau mudharat kepada orang lain. Dia menyinggung soal adanya beberapa orang yang percaya bahwa teman mereka atau atasan di tempat kerja dapat merugikan atau memberi manfaat kepada mereka.

ADVERTISEMENTS

“Padahal kenyataannya semuanya berada di tangan Allah Ta’ala, dan atasan atau teman adalah sebab dalam terwujudnya takdir, baik dalam bentuk mudharat maupun manfaat,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Empat Hal yang Bikin Anda Kembali Bangun Sahur untuk Puasa Syawal

 

Ada sebab-sebab adanya manfaat dan mudharat. Para ulama termasuk Imam Al-Ghazali telah mengangkat perbincangan tentang sebab-sebab dan penyebabnya, untuk membuktikan apakah sebab tersebut memiliki peran atas terjadinya penyebab itu, atau apakah sebab tersebut hanyalah sarana yang ditentukan oleh perintah ilahi.

Sebagai contoh, ketika api menyentuh kapas…

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi