Sabtu, 04/05/2024 - 14:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Inflasi Indonesia Semakin Melonjak, Ekonom: Siapkan Mitigasi Pangan

ADVERTISEMENTS

Mitigasi pangan dinilai perlu agar harga bisa dikendalikan

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Laju inflasi tahunan Indonesia per Juni 2022 telah mencapai 4,35 persen atau lebih dari asumsi pemerintah 3 plus minus 1 persen. Ekonom menilai langkah mitigasi utama yang perlu disiapkan yakni di sektor pangan agar kenaikan harga bisa dikendalikan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Di sisa waktu hingga akhir tahun ini ada potensi kenaikan harga pangan global dan potensi krisis pangan. Kalau ini tidak dimitigasi sedari dini, khawatir akan berdampak pada kenaikan inflasi sepanjang tahun,” kata Ekonom Core Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, kepada Republika.co.id, Jumat (1/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Ia menilai, langkah subsidi yang sudah diberikan pemerintah untuk menekan kenaikan harga sudah tepat. Seperti pada komoditas kedelai di mana perajin mendapatkan subsidi harga Rp 1.000 per kg.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Bantuan Pangan Beras Tahap Pertama Capai 98,08 Persen


Namun, yang jauh lebih penting pemetaan kemampuan produksi pangan yang bisa diproduksi dalam negeri hingga akhir tahun ini. Pemerintah wajib mengambil langkah cepat jika memang permintaan terhadap komoditas pangan akan melampaui produksi.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Apakah bisa dinaikkan produksinya atau alternatif lain seperti impor, tapi saya kira itu pilihan kedua,” katanya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Yusuf pun memproyeksi, laju inflasi hingga akhir tahun masih terdapat potensi kenaikan. Terutama disebabkan oleh faktor geopolitik perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada kenaikan harga energi.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Naiknya harga energi lantas mengerek lonjakan harga pangan dampak negatifnya dirasakan oleh negara berkembang seperti Indonesia.”Faktor geopolitik ini masih abu-abu, meski pemerintah sudah melakukan inisiasi langkah damai tapi saya lihat masih tetap abu-abu,” katanya.

Berita Lainnya:
PT Timah Cetak Pendapatan Rp 2,06 Triliun, Turun 5,3 Persen


Deputi Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, mengatakan, Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) telah menyurati seluruh kepala daerah untuk mengendalikan harga pangan yang laju inflasinya sudah 10,03 persen


Tingginya inflasi pangan utamanya disebabkan oleh kenaikan harga cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah akibat musim hujan.


Berbagai langkah juga sudah dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan dalam jangka pendek. Hingga menggerakkan masyarakat ikut menanam komoditas pangan pokok. Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk menjaga kelancaran distribusi dengan subsidi ongkos kirim.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi