Selasa, 07/05/2024 - 18:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Taliban: Berhenti Ikut Campur di Afghanistan

ADVERTISEMENTS

Taliban minta dunia tak ajari mereka jalankan pemerintahan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

KABUL — Pemimpin tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada pada Jumat (1/7/2022) menyerukan kepada dunia untuk berhenti memberi tahu mereka bagaimana menjalankan pemerintahan Afghanistan. Mereka bersikeras bahwa hukum syariah adalah satu-satunya model untuk negara Islam yang sukses. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Akhundzada, yang belum pernah difilmkan atau difoto di depan umum sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus, berbicara di depan pertemuan besar para ulama di ibu kota Afghanistan yang menyerukan untuk menghentikan kekuasaan kelompok Islam garis keras itu. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Lebih dari 3.000 ulama telah berkumpul di Kabul sejak Kamis untuk pertemuan tiga hari khusus laki-laki, dan penampilan Akhundzada telah dikabarkan selama berhari-hari, meskipun media dilarang meliput acara tersebut.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Mengapa dunia mencampuri urusan kita?” tanyanya dalam pidato selama satu jam yang disiarkan oleh radio pemerintah.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Mereka mengatakan ‘mengapa Anda tidak melakukan ini, mengapa Anda tidak melakukan itu?’ Mengapa dunia ikut campur dalam pekerjaan kita?” tanya dia lagi.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Akhundzada jarang meninggalkan Kandahar, tempat kelahiran dan jantung spiritual Taliban, dan selain dari satu foto tak bertanggal dan beberapa rekaman audio pidato, hampir tidak memiliki jejak digital. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Genosida Israel Bertujuan Meniadakan Palestina

Tetapi para analis mengatakan mantan hakim pengadilan Syariah memiliki pegangan yang kuat pada gerakan itu dan dia menyandang gelar “Panglima yang Setia.” 

Kedatangannya di aula pertemuan disambut dengan sorak-sorai dan nyanyian, termasuk “Hidup Imarah Islam Afghanistan,” nama Taliban untuk negara itu.

Kemunculan Akhundzada terjadi seminggu setelah gempa kuat melanda bagian timur negara itu, menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal.

Tidak ada wanita yang menghadiri pertemuan itu, tetapi sumber Taliban mengatakan kepada AFP bahwa masalah pelik seperti pendidikan anak perempuan menimbulkan pro-kontra di dalam pemerintahan Taliban, akan dibahas. 

Akhundzada tidak menyebutkan subjek dalam pidatonya, yang sebagian besar terbatas pada menyuruh umat beriman untuk secara ketat menjalankan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan dan pemerintahan. 

Sejak kembalinya Taliban, gadis sekolah menengah dilarang mengenyam pendidikan dan wanita dipecat dari pekerjaan pemerintah. Mereka juga dilarang bepergian sendiri, dan diperintahkan untuk mengenakan pakaian yang menutupi segala sesuatu kecuali wajah mereka.

Mereka juga melarang memutar musik non-religius, melarang penggambaran sosok manusia dalam iklan, memerintahkan saluran TV untuk berhenti menayangkan film dan sinetron yang menampilkan wanita tanpa busana, dan mengatakan kepada pria bahwa mereka harus mengenakan pakaian tradisional dan menumbuhkan janggut mereka. 

Berita Lainnya:
Perkuat Pertahanan Siber, Korsel Kirim Personel Belajar ke AS

Akhundzada mengatakan Taliban telah memenangkan kemenangan untuk Afghanistan, tetapi kembali pada para ulama untuk memberi nasihat kepada penguasa baru tentang cara menerapkan hukum syariah dengan benar. 

“Sistem syariah berada di bawah dua bagian, ulama dan penguasa,” katanya dilansir dari Arab News, Jumat (1/7).

“Jika para ulama tidak menasihati penguasa untuk berbuat baik, atau para penguasa menutup pintu terhadap para ulama, maka kita tidak akan memiliki sistem Islam,” kata dia.

Akhundzada disebut-sebut telah berusia 70 tahun. Ia terkanal berbicara dengan nada terukur yang kuat, kadang-kadang batuk atau berdeham.

Dia memperingatkan bahwa negara-negara non-Muslim akan selalu menentang negara Islam murni, sehingga umat beriman harus menanggung kesulitan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. 

“Anda harus bersaing, Anda harus menanggung kesulitan, dunia saat ini tidak akan mudah menerima Anda menerapkan sistem Islam,” katanya. 

Aktivis hak-hak perempuan mengecam kurangnya partisipasi mereka. 

“Perempuan harus menjadi bagian dari keputusan tentang nasib mereka,” kata Razia Barakzai kepada AFP, Kamis. 

“Hidup telah diambil dari wanita Afghanistan.” 

SUMBER:

https://www.arabnews.com/node/2114656/world

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi