Sabtu, 04/05/2024 - 03:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Ekonom: Sektor Properti Belum Bergairah karena Ekonomi Belum Pulih

ADVERTISEMENTS

Pelaku industri properti masih akan wait and see terhadap kondisi geopolitik global.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Pengamat ekonomi Indef Agus Herta Sumartomenilai sektor properti yang belum bergairah saat ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum benar-benar pulih dari dampak pandemi Covid-19.”Saat ini konsumen properti menghadapi dua beban sekaligus. Pertama, kenaikan suku bunga KPR dan kedua daya beli yang belum benar-benar pulih. Inilah yang kemudian menjadikan kinerja sektor properti belum bergairah seperti sebelum pandemi,” kata Agus saat dihubungi melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis (7/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Agus mengatakan tantangan di sektor properti masih cukup besar dan proses pemulihan ekonomi sepertinya tidak secepat yang diharapkan hingga akhir 2022, karena para pelaku industri properti masih akan melakukan aksi wait and see terhadap kondisi geopolitik global.”Di sisi lain, bagi masyarakat yang memiliki dana lebih dan dana cadangan yang cukup, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli properti karena harga-harga properti saat ini mulai melandai,”kata Agus.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Menkop UKM: Tak Ada Aturan Batasi Jam Operasional Warung Madura
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Oleh karena itu, menurut dia, terdapat dua alternatif yang bisa dilakukan untuk mendorong sektor properti, melalui relaksasi perpajakan kepada pengembang agar harga rumah bisa lebih murah atau melonggarkan batas loan to value (LTV) untuk mempermudah kredit konsumen.”Jika memiliki di sisi penawaran maka pemerintah bisa memberikan relaksasi perpajakan sehingga harga properti bisa lebih murah, atau BI menaikkan nilai loan to value (LTV) sehingga konsumen memiliki kelonggaran untuk membeli properti dengan cara kredit,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Namun, menurut Agus, langkah ini juga harus dibarengi dengan manajemen risiko yang baik, karena meningkatkan LTVjuga berpotensi menaikkan risiko pembiayaan.”Jangan sampai kebijakan pelonggaran LTV ini malah menciptakan non performing loan (NPL) bagi lembaga pembiayaan,” tambahnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pos Indonesia Siapkan Tiga Program Memeriahkan Lebaran 2024


Dalam kesempatan ini, Agus juga mengingatkan masyarakat diharapkan dapat menghitung dan memitigasi risiko usaha, karena paling tidak sampai akhir tahun ini tingkat ketidakpastian masih sangat tinggi.”Kita masih harus tetap waspada walaupun kita tetap optimis terhadap proses pemulihan ekonomi yang terjadi,” kata Agus.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri MulyaniIndrawati menyatakangejolak global berupa potensi peningkatan suku bunga acuan karena tingginya inflasi memberikan implikasi terhadap sektor perumahan.Oleh sebab itu, pemerintah akan fokus menggunakan keuangan negara untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar dapat memiliki rumah.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


 


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi