Jumat, 03/05/2024 - 03:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Pasar Saham Global Menguat di Tengah Kenaikan Suku Bunga dan Ancaman Resesi

ADVERTISEMENTS

The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga di tahun ini.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Di tengah siklus kenaikan suku bunga The Fed dan kekhawatiran resesi ekonomi, pasar saham global mencatat penguatan di bulan Juli. Ekspektasi The Fed yang sudah mendekati puncak dari siklus kenaikan suku bunga dan akan mulai beranjak lebih dovish di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi disebut menjadi pendorong kinerja pasar. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Sentimen pasar juga tertopang oleh laporan keuangan emiten AS kuartal dua yang lebih baik dari ekspektasi, terutama karena ekspektasi pasar terhadap kinerja emiten sudah sangat rendah di tengah kondisi inflasi tinggi yang dapat menggerus marjin laba,” kata Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma, Rabu (17/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Selain itu dari perspektif valuasi, pasar saham AS sudah turun ke level yang atraktif di bulan Juli. Rasio P/E sudah turun ke-1 standard deviasi di bawah rata-rata lima tahun, memberikan entry point menarik bagi investor yang menilai kalau seluruh berita negatif terkait melemahnya pertumbuhan ekonomi, inflasi tinggi, dan kenaikan suku bunga yang agresif sudah diperhitungkan oleh pasar saat ini.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Puncak Arus Mudik, 848 Ribu Orang Tinggalkan Jakarta Naik Kereta


Secara teknis kontraksi ekonomi di AS selama dua kuartal berturut-turut dapat dikatakan sebagai resesi. Tapi Samuel melihat kondisi saat ini lebih kompleks dari definisi tersebut. Umumnya pada kondisi resesi terdapat tingkat pengangguran yang meningkat, serta aktivitas industri dan konsumsi masyarakat melemah. Namun saat ini kondisi tersebut tidak terjadi di Amerika. 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Tingkat pengangguran masih sangat rendah di 3,5 persen dan tingkat ketenagakerjaan masih pada level kuat yang tidak mengindikasikan kalau ekonomi dalam kondisi resesi. Secara umum, Samuel melihat data PDB ini sebagai indikasi ekonomi Amerika dalam kondisi pelemahan, kondisi yang wajar seiring dengan kenaikan suku bunga secara agresif. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


“Kami ekspektasikan pertumbuhan ekonomi Amerika akan relatif rendah di semester dua tahun ini dan 2023,” kata Samuel.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Di tengah pelemahan ekonomi AS, Samuel melihat, The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga di tahun ini hingga terdapat bukti kalau tekanan inflasi mereda secara konsisten. Saat ini prioritas utama The Fed adalah menanggulangi inflasi walaupun harus sedikit mengorbankan pertumbuhan ekonomi. 

Berita Lainnya:
Bea Cukai Buka Suara Tingginya Sanksi Administrasi Barang Impor


Menurut Samuel, saat ini sudah terdapat indikasi tekanan inflasi mulai berkurang seiring dengan meredanya harga komoditas dunia. Harga minyak dunia sudah turun ke bawah 100 dolar AS per barel, turun 26 persen dari titik tertingginya di 127 dolar AS. Harga gandum yang sempat melesat karena konflik Rusia-Ukraina juga sudah turun 45 persen dari titik tertingginya. 


Apabila kondisi ini dapat dipertahankan, maka sangat mungkin bagi The Fed untuk mulai mengurangi intensitas kenaikan suku bunganya yang dapat menjadi kabar positif bagi pasar finansial. Ekspektasi pasar saat ini memperkirakan suku bunga The Fed dapat mencapai 3,5 persen di akhir tahun, dengan besaran kenaikan suku bunga tiga rapat terakhir tahun ini akan lebih kecil dibanding kenaikan 75 bps di bulan Juni dan Juli.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi