Selasa, 07/05/2024 - 17:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Mahmoud Abbas: Netanyahu tidak Percaya pada Perdamaian

ADVERTISEMENTS

Abbas mengatakan dia sangat yakin Netanyahu tidak tertarik untuk berdamai.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 RAMALLAH — Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan dia harus berurusan mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu yang memenangkan pemilihan kembali bulan ini, Ahad (13/11/2022). Abbas mengatakan dia sangat yakin Netanyahu tidak tertarik untuk berdamai.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Saya mengenal Netanyahu sejak lama, sejak 1990-an. Dia adalah orang yang tidak percaya pada perdamaian tapi saya tidak punya pilihan lain selain menghadapinya,” kata Abbas kepada Televisi Palestina dilansir dari Al Aarabiya, Senin (14/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Takut Dipanggil ICC, Netanyahu Minta Bantuan Inggris dan Jerman


 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Pemimpin Palestina tersebut mengatakan harus ada resolusi damai untuk konflik selama beberapa dekade. Abbas memiliki kendali terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


“Saya punya masalah dengan Israel, Israel menduduki tanah dan negara saya. Siapa perdana menteri? Netanyahu. Saya terpaksa berurusan dengan dia,” kata Abbas.

Berita Lainnya:
Perbedaan Peradaban Islam dengan Yunani, Romawi, dan Bizantium yang Dipuji Barat


 


Netanyahu, yang dalam masa jabatan sebelumnya melakukan normalisasi dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko, mengatakan pada Ahad bahwa dia berusaha untuk mencapai kesepakatan damai dengan negara-negara Arab lainnya, sesuatu yang dia katakan pada akhirnya dapat membantu mengakhiri konflik Israel-Palestina. Pembicaraan perdamaian Israel-Palestina terhenti sejak 2014.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi