Sabtu, 27/04/2024 - 02:30 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Anak Kecanduan Gawai Berisiko Depresi Hingga Narsistik

ADVERTISEMENTS

Anak main gadget. Ilustrasi

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA – Psikolog anak dan keluarga Lembaga Psikolog Terapan Universitas Indonesia (LPT UI) Irma Gustiana Andriani mengatakan bahwa anak yang terlalu sering atau kecanduan menggunakan gawai berisiko alami gangguan mental.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Anak yang terlalu sering terpaku dengan gawai menurut penelitian itu berpotensi menyebabkan kecemasan, depresi tingkat awal, perasaan tidak berdaya, hingga gangguan mental narsistik,” jelas Irma pada lokakarya di Jakarta, Sabtu (23/9/2023)

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Irma menyebut risiko gangguan mental tersebut dapat muncul apabila mereka terus-menerus bermain dengan gawai tanpa diimbangi aktifitas fisik dan kurang bermain interaktif secara langsung.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Metode Sederhana Ini Dapat Halau Mabuk Perjalanan dalam Hitungan Menit

Aktifitas pasif yang melibatkan anak terhubung dengan alat teknologi canggih, menurut Irma, dapat menyebabkan anak kurang terlibat dengan dunia luar, bahkan juga berisiko kesulitan untuk mengekspresikan perasaannya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Anak generasi Z dan Alpha memang telah hidup di era kemajuan teknologi yang canggih, sehingga, orang tua juga tidak bisa semerta-merta memisahkan mereka dari itu.

Meski demikian, Irma menjelaskan bahwa teknologi sebetulnya memiliki banyak kebaikan dan manfaat bagi semua umat, termasuk anak-anak. Namun, penggunaan yang salah dan kurangnya pengawasan orang tua akan membuatnya menjadi buruk.

“Teknologi sebetulnya banyak sekali manfaatnya, namun bila orang tua tidak mengantisipasi, kemungkinan buruknya juga banyak,” kata dia.

Berita Lainnya:
Psikolog UGM: Pelaku Kekerasan Anak Cenderung Punya Gangguan Mental

Hal ini pun senada dengan penelitian Boston College dari seorang profesor psikologi Amerika Dr. Peter Gray, yang menyebut bahwa sesi “bermain” anak di tahun-tahun awal dan selama sekolah dasar hingga menengah, memiliki dampak yang besar bagi tumbuh kembangnya.

Dampak dari ponsel pintar dan media sosial adalah terbesar. Namun, ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan, di antaranya seperti mengenalkan anak akan pentingnya alam, hingga mengembangkan rasa perwujudan dan mendorong kemandirian setiap anak melalui pola pikir berkembang.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi