Sabtu, 27/04/2024 - 03:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kanker Paru adalah Penyakit dengan Prognosis Paling Buruk, Siapa Saja yang Perlu Skrining?

ADVERTISEMENTS

Seorang pria memperlihatkan hasil rontgen paru miliknya. Individu yang memiliki riwayat kanker paru dalam keluarganya juga masuk dalam kategori kelompok berisiko tinggi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Ada tiga kelompok berisiko tinggi terkena kanker paru yang perlu menjalani skrining. Siapa sajakah mereka?

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Pertama, usia 45 sampai 71 kita masukkan dalam program skrining,” ujar Ketua Indonesia Association Study of Thoraric Oncology Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K) di Jakarta, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Elisna mengatakan seseorang yang pernah menjadi perokok aktif atau mantan perokok dengan waktu berhenti kurang dari 15 tahun juga masuk dalam kelompok berisiko tinggi. Demikian juga dengan perokok pasif.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Tanda Bahaya pada Ibu Hamil Ketika Persalinan, Waspadai Agar tak 'Terlambat'

Selain itu, individu yang memiliki riwayat kanker paru dalam keluarganya juga masuk dalam kategori kelompok berisiko tinggi. Ini berlaku meskipun orang tersebut bukan perokok.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Ternyata, dari data evidence base itu, kalau di keluarganya itu punya riwayat kanker paru, dia itu berisiko. jadi kerentanan seseorang di keluarga yang ada kanker paru dia lebih rentan, makanya dia perlu skrining,” ujar pakar onkologi toraks RSUP Persahabatan itu.

Lebih lanjut, Elisna menjelaskan perbedaan antara skrining dan deteksi dini. Skrining dilakukan pada individu dalam keadaan sehat tetapi memiliki faktor risiko. Adapun deteksi dini dilakukan terhadap individu yang telah bergejala.

Berita Lainnya:
Jaga Kebersihan Mulut Selama Ramadhan, Hindari Rokok Saat Sahur dan Berbuka

Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2022, kanker paru merupakan penyakit dengan prognosis paling buruk, yaitu rendahnya angka tahan hidup dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Untuk pasien yang menjalani terapi kemoterapi pada stadium 4, proyeksi harapan hidupnya dapat mencapai 10 bulan, sedangkan tanpa pengobatan, diperkirakan hanya bertahan selama tiga bulan.

“Untuk meningkatkan angka harapan hidup ada tiga upaya, yang pertama skrining, kedua deteksi dini, yang ketiga pemberian terapi yang optimal,” ucap Elisna.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi