Sabtu, 27/04/2024 - 06:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Lukisan Mona Lisa Dilempar Sup, Mengapa Aktivis Targetkan Karya Seni Sasaran Protes?

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Dua pengunjuk melemparkan sup tomat ke  lukisan Mona Lisa di Louvre, di Paris, Prancis, pada akhir pekan lalu. Untungnya, lukisan tersebut sudah dilengkapi kaca sehingga sup tidak mengenai goresan indah karya Leonardo da Vinci itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Lewat aksi nekatnya tersebut, para aktivitis menuntut hak atas makanan yang sehat dan berkelanjutan. Dilansir YP, Selasa (30/1/2024), aksi tersebut terjadi saat petani Prancis melakukan protes di seluruh negeri. Aksi pelemparan sup merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan serupa terhadap karya seni untuk menuntut lebih banyak tindakan untuk melindungi bumi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Apa yang lebih penting? Seni atau hak atas pangan yang sehat dan berkelanjutan,” tanya para aktivis sambil berdiri di depan lukisan dan berbicara secara bergantian.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Sistem pertanian Anda sedang sakit. Petani kami sekarat di tempat kerja,” kata mereka sebelum staf keamanan mengevakuasi ruangan tersebut.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati mengatakan, tidak ada alasan yang bisa membenarkan lukisan Mona Lisa dijadikan sasaran. 

“Seperti warisan kita (lukisan) itu milik generasi mendatang,” katanya di X, dilansir Forbes

Meskipun banyak komentator menyatakan kemarahannya terhadap aksi tersebut, yang lain lebih bersimpati dengan menunjukkan bahwa pengunjuk rasa perubahan iklim mempunyai alasan yang baik untuk melakukan tindakan yang menarik perhatian. Pertanyaannya kemudian, mengapa aktivis menargetkan karya seni sebagai sasaran protes?

Berita Lainnya:
Grup K-Pop Babymonster Gelar Fanmeeting di Jakarta, Berapa Harga Tiketnya?

Pelemparan sup tomat Mona Lisa mengikuti “tren” aksi serupa di mana pengunjuk rasa lingkungan mencari target-target yang menarik perhatian. Sebelumnya, dua aktivis iklim muda yang mewakili kelompok iklim bernama Just Stop Oil melemparkan sekaleng sup tomat ke kaca pelindung lukisan terkenal Van Gogh, Sunflowers, sehingga memicu kemarahan. 

Ada juga protes yang terkait dengan kelompok Jerman Letzte Generation (Generasi Terakhir) di mana para aktivis melemparkan kentang tumbuk ke Grainstacks, karya Claude Monet. Sementara itu, para pengunjuk rasa perubahan iklim di Inggris Raya (UK), Jerman, dan Italia menempelkan diri mereka sendiri pada karya seni terkenal seperti Primavera karya Sandro Botticelli, dan Thunderscape With Pyramus and Thisbe karya Nicolas Poussin. 

Meskipun protes tersebut terbukti sangat kontroversial, perlu dicatat bahwa karya seni yang menjadi sasaran tidak dirusak oleh para protes tersebut. Para pengunjuk rasa berupaya menarik perhatian terhadap kerusakan lingkungan kesenjangan ekonomi dan bencana iklim yang akan datang dengan tampil “merusak” karya seni yang berharga. 

Lukisan Mona Lisa telah dilindungi di balik kaca pengaman sejak seorang pengunjung merusak lukisan itu dengan menuangkan asam ke atasnya pada tahun 1956. Pada tahun yang sama, serangan tersebut diikuti oleh pengunjung lain yang melemparkan batu ke arah Mona Lisa. 

Berita Lainnya:
Mentan Pastikan Pertanian di Merauke Dilakukan Secara Modern

Pada tahun 1974, Mona Lisa disemprot cat merah saat dipajang di Museum Nasional Tokyo, sebagai protes terhadap kurangnya akses museum bagi penyandang disabilitas. Pada 2009, seorang pengunjung melemparkan cangkir teh ke lukisan itu, sehingga kaca pelindungnya pecah. Dalam kedua kasus tersebut, Mona Lisa tidak rusak. 

Selain Mona Lisa, masih ada beberapa karya seni yang menjadi sasaran para aktivis. Karya-karya tersebut di antaranya adalah:

1. 30 Juni hingga 5 Juli 2022: Empat karya seni bersejarah di seluruh Inggris

Dilansir Artnet, Just Stop Oil memulai kampanye cepat di seluruh Inggris Raya (UK) pada awal musim panas, menargetkan empat lukisan bersejarah di empat galeri berbeda, yaitu Peach Trees in Blossom karya Van Gogh di Courtauld Gallery di London, The Hay Wain karya John Constable di National Gallery di London, My Heart’s in the Highland karya Horatio McCulloch di Kelvingrove Museum di Glasgow, dan JMW. Harpa Aeolian karya JMW Turner’s Tomson’s di Manchester Art Gallery. 

Dalam setiap kasus, para pengunjung rasa menempelkan diri mereka sendiri pada karya-karya yang dimaksud. Namun The Hay Wain mendapat perlakukan khusus, ditutupi dengan adegan terkini dalam keadaan kiamat iklim. 

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi