Selasa, 30/04/2024 - 13:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Presiden Sri Lanka Cabut Status Keadaan Darurat

ADVERTISEMENTS

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mencabut keadaan darurat

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

KOLOMBO — Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mencabut keadaan darurat pada Selasa (5/4/2022) malam. Tindakan itu setelah puluhan anggota parlemen keluar dari koalisi yang berkuasa, meninggalkan pemerintahannya sebagai minoritas di parlemen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dalam lembaran negara yang dikeluarkan, Rajapaksa mencabut peraturan darurat yang mulai berlaku Jumat (1/4/2022). “Saya, Gotabaya Rajapaksa, Presiden Republik Sosialis Sri Lanka, dengan ini mencabut Lembaran Negara yang berlaku mulai tengah malam pada tanggal 5 April 2022,” tulisan di Lembaran Negara itu mengacu pada perintah sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh
Berita Lainnya:
Presiden Ekuador Sebut Serbuan ke Kedubes Meksiko Demi Keamanan Nasional

Secara politis, kemungkinan langkah selanjutnya yang akan diambil presiden dengan penunjukan perdana menteri baru menggantikan kakak laki-lakinya sendiri, Mahinda Rajapaksa. Rajapaksa pun kemungkinan mempercepat pemilihan parlemen sebelum pemungutan suara yang dijadwalkan pada 2025.

ADVERTISEMENTS

Rajapaksa membubarkan Kabinet pada Senin (4/4/2022) dan berusaha untuk membentuk pemerintah persatuan dengan mengundang keterlibatan partai politik oposisi. Namun, tawaran itu langsung ditolak oleh oposisi dan berlanjut dengan keputusan penarikan dukungan dari pihak koalisi di parlemen.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sebagai tanda lebih lanjut dari kekurangan dana, Sri Lanka mengumumkan penutupan sementara kedutaan besarnya di Oslo dan Baghdad, dan konsulat jenderal di Sydney, mulai 30 April. Kementerian Luar Negeri mengatakan, sedang merestrukturisasi perwakilan diplomatik Sri Lanka karena situasi ekonomi dan kendala mata uang asing yang dihadapi negara.

Berita Lainnya:
Masih Panas, China Harap Semua Pihak Redakan Situasi di Timur Tengah

Kerusuhan publik melonjak atas penanganan keluarga Rajapaksa terhadap utang yang telah menyebabkan kekurangan makanan dan bahan bakar, serta pemadaman listrik berkepanjangan. Ditambah sudah mulai ada kekurangan obat-obatan yang dapat meruntuhkan sistem kesehatan.

Demonstrasi dimulai bulan lalu dan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir yang menyebabkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi dalam beberapa kasus. Puluhan pengunjuk rasa berkumpul dengan damai di dekat kediaman perdana menteri pada Selasa.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi