Selasa, 30/04/2024 - 16:11 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Macron Pimpin Perolehan Suara Sementara Pilpres Prancis

ADVERTISEMENTS

Macron bersaing dengan tokoh sayap kanan Marine Le Pen

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 PARIS — Calon presiden (capres) Prancis petahana, Emmanuel Macron, memimpin perolehan suara sementara dalam putaran pertama pemilihan presiden (pilpres) di negaranya. Dia ditempel tokoh sayap kanan dari partai National Rally, Marine Le Pen. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


 Dilaporkan laman France24, sekitar 48,7 juta warga Prancis berpartisipasi dalam pilpres Prancis putaran pertama yang digelar Ahad (10/4). Hingga pukul 17:00 waktu setempat, 65 persen dari pemilih terdaftar telah memberikan suaranya. Angka itu turun 4,4 poin jika dibandingkan dengan pilpres 2017.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Terdapat 12 capres yang berkontestasi dalam pilpres Prancis putaran pertama. Menurut penghitungan exit poll yang dilakukan Ipsos Sopra Steria, saat ini Macron masih memimpin perolehan suara dengan angka 27,6 persen. Pesaing Macron dalam pilpres 2017, Marine Le Pen, menyusul di urutan kedua dengan 23 persen suara.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Israel Bantah Tutup Kedutaan Besar di Seluruh Dunia di Tengah Ancaman Serangan Iran


Kandidat sayap kiri Jean-Luc Mélenchon menduduki posisi ketiga dengan 22,2 persen suara. Sementara sisa capres lainnya hanya memperoleh satu digit persentase suara. Macron dan Le Pen diprediksi akan mengulang persaingan mereka pada 2017. Putaran final pilpres Prancis dijadwalkan digelar pada 24 April mendatang.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Meski Macron masih lebih unggul, sejumlah analis politik tetap meyakini akan ada persaingan ketat antara presiden petahana dengan Le Pen. Pada 2017, Macron terpilih menjadi presiden termuda Prancis setelah mengalahkan Le Pen. Macron meraih 66,1 persen suara, sementara Le Pen 33,9 persen. 

Berita Lainnya:
Populasi Eropa Diprediksi akan Berubah dalam Beberapa Dekade Ke Depan


Namun setelah lima tahun masa pemerintahan Macron yang membuat kaum konservatif arus utama Prancis compang-camping dan kaum kiri jengkel, para pengamat menilai, front Partai Republik akan sulit membawa Macron ke periode jabatan presiden kedua. 


Le Pen dikenal sebagai tokok anti-imigran. Menjelang perhelatan pilpres, dia berjanji akan mengatur arus imigran jika memimpin Prancis. Sementara Macron cukup telat melakukan kampanye. Dia hanya menggelar satu kampanye besar. Salah satu fokus yang diusung Macron jika dirinya terpilih kembali adalah menaikkan usia pensiun. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi