Senin, 06/05/2024 - 23:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Sulitnya Karantina Pasien Covid-19 di Shanghai

ADVERTISEMENTS

Shanghai menggandakan kebijakan karantina Covid-19

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

SHANGHAI — Lu yang berusia 99 tahun adalah penghuni lama di rumah sakit Perawatan Lansia Donghai Shanghai. Keluarganya yakin bahwa dia mendapatkan perawatan 24 jam di pusat kesehatan terbesar di kota itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Gambaran tersebut terjadi sebelum Covid-19 melanda kota terbesar China bulan lalu dan menjadi wabah terburuk di negara itu sejak virus Corona dilaporkan pertama kali di Wuhan pada akhir 2019. Virus ini berhasil menginfeksi banyak pasien, dokter, dan pekerja perawatan di fasilitas 1.800 tempat tidur Shanghai.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Penjaga memposting teriakan minta tolong di media sosial, mengatakan mereka kewalahan. Kerabat mengatakan bahwa ada beberapa kematian di tempat tersebut. Termasuk Lu yang menderita penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi kemudian tertular Covid.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Biadab, Zionis Israel Terus Gempur Jalur Gaza Saat Muslim Sedang Rayakan Idul Fitri

Meskipun Lu tidak memiliki gejala, dia dipindahkan ke fasilitas isolasi, keluarganya diberitahu pada 25 Maret. Menurut cucu Lu, kakeknya meninggal di sana tujuh hari kemudian, penyebab kematian terdaftar sebagai kondisi medis yang mendasarinya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dari berbagai pertanyaan yang dimiliki tentang hari-hari terakhir Lu, salah satunya mengapa pasien lanjut usia harus dikarantina secara terpisah. Mereka harus jauh dari petugas perawatan yang paling akrab dengan kondisi para lansia itu hanya karena aturan ketata karantina yang berlaku di Cina.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Ketika Lu dikarantina, keluarga bertanya, “Siapa yang akan merawatnya? Apakah akan ada petugas perawatan, dokter?” kata cucunya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Menurut cucu Lu, neneknya  bukan orang yang bisa hidup mandiri. “Jika petugas perawatan memiliki Covid dan tidak ada gejala, mengapa mereka tidak bisa tetap bersama? Kekacauan dan tragedi yang terjadi di Shanghai kali ini benar-benar bermuara pada kebijakan yang kejam,” katanya.

Berita Lainnya:
Akibat Serangan Israel, Lebih dari 10.000 Warga Gaza Hilang Tertimbun Reruntuhan

Kekecewaan cucu Lu ini mencerminkan banyak orang dengan kebijakan China tanpa toleransi terhadap Covid-19. Setiap orang yang dites positif harus dikarantina di tempat isolasi khusus, entah mereka menunjukkan gejala atau tidak.

Shanghai telah menjadi ujian bagi kebijakan ketat negara itu. Karantina rumah bukanlah suatu pilihan dan sampai kemarahan publik mendorong perubahan, Shanghai memisahkan anak-anak yang positif dari orang tua mereka.

Dari 1 Maret hingga 9 April, pusat keuangan China ini telah melaporkan sekitar 180.000 infeksi menular lokal. Sebanyak 96 persen di antaranya tidak menunjukkan gejala dan pemerintah tidak melaporkan kematian selama periode tersebut.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi