Kamis, 02/05/2024 - 10:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Komisi X Pertanyakan Pemangkasan Kontingen SEA Games oleh Tim Review PPON

ADVERTISEMENTS

Tim PPON diminta menyampaikan hasil review mereka secara terbuka ke publik.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA – Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mempertanyakan pemangkasan jumlah Kontingen Indonesia dalam SEA Games Vietnam 2021 oleh Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Tim PPON pun diminta menyampaikan hasil review mereka secara terbuka ke publik. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Keputusan pemangkasan jumlah kontingen Indonesia dalam SEA Games Vietnam ini memicu banyak spekulasi liar. Baiknya Tim Review PPON membuka data mereka yang menjadi dasar kenapa satu atlet diberangkatkan dan yang lain tidak, kenapa satu cabang harus berangkat sedangkan cabang yang lain tidak,” kata Huda dalam siaran pers, Jumat (22/4/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Huda mengatakan, pemangkasan jumlah kontingen Indonesia di Sea Games Vietnam membuat publik penasaran. Mereka mempertanyakan alasan pemangkasan, waktu yang mendadak, hingga bertanya-tanya apa itu PPON yang punya kewenangan begitu besar.

ADVERTISEMENTS


“Rasa penasaran tersebut juga tergambar dari berbagai perbincangan publik di media sosial maupun beragam kritik yang disampaikan melalui media massa,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Rasa penasaran publik tersebut, kata Huda, bisa dilihat dari reaksi mereka saat mengetahui tim putra futsal dicoret dari kontingen SEA Games karena dinilai tidak berpotensi mencetak medali. Padahal di sisi lain tim futsal putra Indonesia kerap mencetak prestasi membanggakan. Terakhir mereka mampu meraih posisi runner up dalam Piala AFF 2022 di Thailand. 

Berita Lainnya:
Yogya Pastikan Pelayanan Sudah 100 Persen Usai Lebaran


“Akhirnya atas desakan yang begitu kuat dari publik, Kemenpora dan Federasi Futsal Indonesia menganulir keputusan pencoretan, dan akhirnya memberangkatkan timnas putra futsal ke SEA Games Vietnam,” katanya. 


Namun, lanjut Huda, saat polemik pencoretan timnas putra futsal belum sepenuhnya reda, kini publik kembali digegerkan dengan surat terbuka yang disampaikan atlet senam potensial Sutjiati Narendra yang gagal berangkat ke Vietnam. Pun juga saat mereka membaca cerita dari Muthia Nur Cahya, pesenam muda peraih emas PON Papua asal Makassar yang mengalami nasib sama dengan Sutjiati Narendra.


“Sutjiati Narendra dan Muthia Nur Cahya adalah atlet-atlet potensial sehingga wajar jika publik mempertanyakan standar apa yang dipakai oleh Tim Review PPON untuk menentukan satu atlet bisa berangkat satu lain tidak,” tukasnya. 


Huda mengatakan, berbagai alasan yang ada terkait pemangkasan atlet atau cabang terkesan tidak sinkron. Dia mencontohkan, beberapa waktu lalu simpang siur informasi terkait pemangkasan kontingen karena persoalan anggaran. Namun, persoalan kekurangan anggaran itu dibantah Menpora Zainuddin Amali yang berdalih paradigma prestasi olah raga Indonesia harus berubah dari mengejar prestasi di Sea Games atau Asian Games menjadi fokus ke Olimpiade. 


“Jadi ini mana yang benar, adanya keterbatasan anggaran atau karena mengejar prestasi di Olimpiade sehingga kalau kirim kontingen ke SEA Games Vietnam nggak perlu terlalu banyak,” ujar Huda.


Politikus PKB ini menilai, harus ada konsistensi antara konsep pembinaan olah raga prestasi dengan realisasi di lapangan. Dia mengaku sepakat dengan konsep Desain Besar Olah Raga Nasional (DOB) yang mencoba memfokuskan pembinaan ke beberapa cabang olah raga berpotensi medali di Olimpiade. Tetapi harusnya konsep tersebut segera dioperasionalkan dengan pembangunan pusat-pusat pelatihan, pencarian bibit atlet, dan mempersiapkan berbagai event sebagai sasaran antara. 

Berita Lainnya:
Dorong Anak Muda Lebih Kreatif dan Berprestasi, Ini Program Khusus dari Kemenpora


“Tetapi dari banyaknya konsep DOB ini yang saat ini menonjol justru pembentukan Tim Review PPON yang seolah sebagai algojo untuk menentukan siapa yang berangkat dan tidak berangkat ke berbagai event olah raga internasional, termasuk SEA Games Vietnam,” ujar Huda.


Ketua tim review PPON Kemenpora, Asmawi menegaskan, pemberian rekomendasi kepada cabor yang diturunkan di SEA Games berdasarkan pertimbangan objektif. Dia mengeklaim, tim review bahkan juga bertemu langsung kepada tim pelatih di setiap cabor.


Asmawi menyebut setiap cabor dianalisa secara mendalam terkait potensi masing-masing. Dia meyakini, tim yang diisi dari kalangan akademisi hingga praktisi tersebut tidak salah dalam memberi rekomendasi.


Pada SEA Games Vietnam, pemerintah hanya mengirim total jumlah kontingen sebanyak 738 orang yang terdiri dari 476 atlet, 207 ofisial, dan tenaga pendukung 55 orang. Dengan mengikuti 31 cabang olahraga dari 40 cabang olahraga yang dipertandingkan. 


Itu berbeda dengan SEA Games 2019 di Filipina, yang mana kontingen Indonesia mengikuti 52 cabang olahraga dari 56 cabang olahraga yang dipertandingkan dengan total anggota kontingen Indonesia sebanyak 1.317 orang yang terdiri dari 841 atlet, ofisial 308, dan tenaga pendukung 168. 

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi