BANDA ACEH -Etika Presiden Joko Widodo dipertanyakan publik, lantaran tak kunjung bersilaturahmi secara langsung dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Hari Raya Idulfitri tahun ini, di Jakarta, alih-alih lebih memilih liburan ke Bali bersama keluarganya.
Menurut Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, sudah menjadi satu keharusan bagi Jokowi, yang notabene petugas partai moncong putih, untuk sowan kepada ketua umumnya meski merayakan lebaran pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Sebetulnya kalau bukan hari pertama lebaran, maka hari kedua bisa ada kesempatan menyambangi kediaman Mega,” ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/5).
“Dalam dunia estetika etika ada istilah ‘lady first’. Maka setidaknya Jokowi dan istrinya yang sowan ke Megawati,” sambungnya.
Jerry melihat, ada suatu sikap politik yang ingin ditunjukkan Jokowi dalam momen lebaran ini. Di mana, ia lebih memilih bertegur sapa lebaran dengan Megawati dan putrinya yang tengah menjabat Ketua DPR RI Puan Maharani secara virtual.
Hal ini dia lihat bertentangan dengan sikap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang justru tak mempersoalkan jarak untuk sowan Jokowi yang berlebaran di Yogyakarta berangkat dari Jakarta, dan kemudian kembali lagi ke Jakarta untuk bertemu Megawati dan Puan di kediamannya di Menteng, Jakarta Pusat.
Dari realita itu, Jerry menyimpulkan Jokowi tengah bersikap bertentangan dengan Megawati. Padahal di sisi yang lain, ada sejarah yang tak bisa dilupakan Jokowi. Sebab, putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya Bobby Nasution, bisa menang Pilkada berkat restu PDIP.
“Ingat, Gibran dan Bobby diusung PDIP, dan mereka tidak jadi siapa-siapa kalau bukan karena Megawati. Jadi kalau saya condong melihat Jokowi seharusnya lebih ke Megawati,” demikian Jerry.