Senin, 20/05/2024 - 09:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Di Tengah Dominasi Omicron, Masih Perlukah Tes Covid-19 Massal Berulang?

WHO mendesak tes Covid-19 pada semua kasus yang dicurigai.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Bagi sebagian orang, menjalani tes Covid-19 telah menjadi hal yang rutin. Sebagian ada juga yang merasa itu sebagai sesuatu yang mengganggu.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Di sisi lain, seiring waktu, pejabat kesehatan di beberapa negara mulai mempertanyakan manfaat pengujian massal berulang kali dalam hal pengendalian infeksi, terutama mengingat biayanya yang mencapai miliaran. Jepang menghindari pengujian skala besar namun mengatasi pandemi dengan relatif baik, berdasarkan tingkat infeksi dan kematian.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Negara-negara lain, termasuk Inggris dan Spanyol, juga telah mengurangi pengujian. Namun, pengujian berulang di seluruh kota tetap menjadi bagian utama dari rencana “nol-Covid” di China.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Penyakit Autoimun Meningkat Pascapandemi Covid-19


“Kita perlu belajar, dan tidak ada yang melakukannya dengan sempurna,” kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dale Fisher seperti dikutip dari Medical Daily, Ahad (22/5/2022).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


WHO mendesak negara-negara untuk melakukan pengujian pada semua kasus yang dicurigai setelah virus corona pertama kali terindentifikasi. Pengawasan global membantu para ilmuwan memahami risiko penyakit parah atau kematian serta risiko penularan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Kini, menurut para ahli kesehatan, dengan dominasi varian omicron yang dikatakan menyebabkan gejala relatif lebih ringan dan ketersediaan vaksin serta perawatan yang lebih efektif, pemerintah harus mempertimbangkan kebijakan yang lebih strategis, seperti pengambilan sampel populasi. Sebenarnya, WHO tidak pernah merekomendasikan skrining massal individu tanpa gejala, seperti yang saat ini terjadi di China karena masalah biaya dan kurangnya data tentang keefektifannya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Pilgub Aceh 2024, Partai Diharap Berani Usung Calon dari Eksternal


Satu studi di Denmark yang diterbitkan tahun lalu menyimpulkan, program pengujian dan isolasi dari kasus yang dikonfirmasi membantu mengurangi penularan hingga 25 persen. Tetapi, pakar kesehatan mempertanyakan perkiraan tersebut.

ADVERTISEMENTS

sumber : Antara

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi