Selasa, 21/05/2024 - 06:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Ingin Kurangi Impor, Menteri Pakistan Desak Warga Kurangi Minum Teh

Data Pemerintah sebut Pakistan membayar lebih dari Rp 7,6 triliun untuk impor teh

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 ISLAMABAD — Seorang menteri Pakistan telah menyebabkan kontroversi dengan mendesak warga untuk mengurangi minum “chai” atau teh. Imbauan ini dikatakan sebagai cara untuk melestarikan mata uang asing yang digunakan untuk membayar impor daun tersebut. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Pakistan adalah pengimpor teh terbesar di dunia yang dikenal secara lokal sebagai “chai.” Data pemerintah terbaru menunjukkan bahwa negara itu membayar lebih dari Rp 7,6 triliun per tahun untuk mendatangkan komoditas itu, sebagian besar dari Kenya.


Namun, negara ini menderita krisis ekonomi yang berkepanjangan, dengan berkurangnya cadangan devisa yang digunakan untuk membayar utang yang melumpuhkan.


“Saya juga mengimbau kepada bangsa untuk mengurangi satu atau dua cangkir teh karena teh yang kita impor juga diimpor secara kredit,” kata Ahsan Iqbal, Menteri Perencanaan dan Pembangunan dilansir dari The New Arab, Kamis (16/6/2022).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kemungkinan 20 Jenazah Dikubur Hidup-Hidup di Kuburan Massal


Orang Pakistan minum teh dalam berbagai bentuk, hitam, hijau, panas, dingin, manis, asin dan dibumbui. Tetapi yang paling populer dibuat dengan menyeduh daunnya dalam susu manis rebus.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Komentar Iqbal memicu kemarahan di media sosial dan di kedai teh di seluruh negeri.”Kenapa kita harus mengurangi penggunaan teh… kita minum dengan biaya sendiri, kita tidak minum dengan uang pemerintah,” kata Jan Muhammad (45 tahun) seorang sopir truk yang mengaku minum antara 15 hingga 20 cangkir sehari.


“Ketika Anda mengemudi dan Anda tidak bisa melihat jalan … maka ada risiko kecelakaan. Itu sebabnya 20 cangkir wajib,” tambahnya kepada AFP.

ADVERTISEMENTS


Di sebuah kedai teh di pasar Aabpara Islamabad, pembuat roti Muhammad Ibrahim mengatakan dia minum 12 cangkir setiap hari.”Saya minum tiga, empat cangkir di pagi hari, lalu tiga di sore hari dan tiga, empat cangkir di malam hari,” katanya.  “Ini kecanduanku.”

ADVERTISEMENTS


Di restoran yang sama, Tanveer Iqbal setuju bahwa orang harus mengurangi — bahkan saat dia dan keempat anaknya menyeruput minuman panas dalam cangkir.

Berita Lainnya:
Cina Ungkap Hasil Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing 


rofesor universitas itu mencatat teh secara rutin disajikan di hampir setiap pertemuan — terutama yang diadakan oleh pejabat pemerintah.”Bagaimana kita akan mengurangi penggunaan teh ketika teh adalah minuman utama dalam semua pertemuan resmi?”  Dia bertanya.


“Chai” biasanya dijual seharga sekitar 45 rupee Pakistan (20 sen) per cangkir di kios-kios di seluruh negeri. Pemerintah menaikkan pengeluarannya. Mereka bepergian dengan mobil besar dengan protokol tapi kami hanya menikmati teh,” kata sopir Muhammad. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi