Jumat, 03/05/2024 - 00:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Itera Buka Prodi Rekayasa Kosmetik

ADVERTISEMENTS

Prodi Rekayasa Kosmetik di bawah Jurusan Teknik Produksi dan Industri.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 BANDAR LAMPUNG – Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang berada di Lampung membuka Program Studi (Prodi) Sarjana (S1) Rekayasa Kosmetik. Prodi tersebut hasil kerja sama dengan industri kosmetik di Indonesia. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Prodi baru tersebut berdasarkan SK Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 337/E/O/2022 tentang Izin pembukaan Program Studi Rekayasa Kosmetik yang disahkan pada 24 Mei 2022. Itera bekerja sama dengan PT Paragon Technology and Innovation (PTI) dengan produknya Wardah, Make Over, dan Emina. 
 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kolaborasi Itera dan PTI tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2019, dengan satu komitmen tujuannya untuk mendirikan program studi yang fokus di bidang kosmetik. Setelah izin keluar, Itera akan mulai menerima pendaftaran mahasiswa baru melalui beberapa jalur penerimaan mahasiswa tahun 2022.
 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Penerimaan prodi tersebut melalui Seleksi Mandiri SMMPTN-Barat yang pendaftarannya dibuka 1 April – 27 Juni 2022, Ujian Saringan Masuk Prestasi Khusus (USM-PK) 11 – 19 Juli 2022, dan Ujian Saringan Masuk Prodi Baru (USM-Prodi Baru) 11 – 20 Juli 2022.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pelajar Indonesia Raih Emas dalam Kompetisi Global di Australia

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Rektor Itera Prof Mitra Djamal mengatakan, pendirian Prodi Rekayasa Kosmetik merupakan respon Itera terhadap kebutuhan sumber daya manusia terampil di bidang kosmetik yang saat ini banyak dibutuhkan. 

 

Selain itu, kata dia, berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, permasalahan krusial dari industri kosmetik di Indonesia adalah kuatnya gempuran produk kosmetik dari luar negeri yang mendominasi pasar nasional. 

 

Menurutnya, industri kosmetik dalam negeri 90 persen masih mengandalkan bahan baku impor,  padahal persediaan sumber daya alam di Indonesia sangat melimpah untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku produk kosmetik. Untuk itu, dibutuhkan para tenaga terampil dan ahli yang dapat memanfaatkan potensi tersebut. 

 

“Indonesia masih cukup tertinggal jauh perkembangan industri kosmetik dari negara lain karena masih kurangnya SDM yang mumpuni,” kata Prof Mitra Djamal dalam keterangan persnya, Ahad (19/6/2022).

Berita Lainnya:
Dituding Catut Dosen Malaysia, Prof Kumba Mengundurkan Diri Sebagai Dekan FEB Unas

 

Ia mengatakan, Itera bersama PTI hadir untuk membentuk SDM yang siap guna. Prodi Rekayasa Kosmetik dibuka karena potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia khususnya di Sumatra, sehingga perlu dimaksimalkan lagi agar memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat Sumatra dan Indonesia.

 

Prodi Rekayasa Kosmetik di bawah Jurusan Teknik Produksi dan Industri  sub Jurusan Teknik Proses Hayati. Plt. Kepala Jurusan Teknik Produksi dan Industri Itera Prof Deny Juanda Puradimaja mengatakan, pembelajaran di Prodi Rekayasa Kosmetik fokus pada proses pembuatan dan pengembangan kosmetik dimulai dari hulu hingga ke hilir.

 

Prodi ini juga menawarkan spesialisasi ilmu kerekayasaan, formulasi, analisis, pengembangan dan pemasaran produk kosmetik yang tidak ada di institusi lainnya di Indonesia. Sasarannya, kata Deny, untuk menghasilkan lulusan yang menjanjikan, diantaranya sebagai analis laboratorium kosmetik, peneliti, wirausahawan, dan berbagai profesi lainnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi