Sabtu, 27/04/2024 - 02:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Ekonomi Terpuruk, Pakistan Terima Pinjaman 2,5 Miliar Dolar AS dari China

ADVERTISEMENTS

Mata uang rupee Pakistan ditutup pada level terendah sepanjang masa.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 ISLAMABAD — China telah menyetujui pinjaman dana sebesar 2,3 miliar dolar AS untuk Pakistan. Dana tersebut akan digunakan untuk menopang cadangan devisa Pakistan yang semakin menipis. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Konsorsium bank China hari ini telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman 15 miliar renminbi (2,3 miliar dolar AS) setelah ditandatangani oleh pihak Pakistan kemarin (Selasa, 21 Juni 2022). Aliran masuk diharapkan dalam beberapa hari. Kami berterima kasih kepada pemerintah China untuk memfasilitasi transaksi ini,” kata Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail lewat akun Twitter-nya, Rabu (22/6/2022), dikutip laman TRT World.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari turut menyampaikan terima kasih kepada China atas fasilitas pinjaman tersebut. Mata uang rupee Pakistan ditutup pada level terendah sepanjang masa, yakni di 211,93 per dolar AS. Rupee Pakistan kehilangan 0,21 persen di pasar antar-bank pada Rabu lalu.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Mengapa Pakistan yang Memiliki Nuklir Diam Saja Menonton Agresi Israel?


Saat ini cadangan devisa Pakistan mencapai hampir 9 miliar dolar AS. Miftah Ismail berharap Dana Moneter Internasional (IMF) meningkatkan jumlah dana dan durasi program bailout. Menurut dia, pada Selasa (21/6/2022) lalu, Pakistan dan IMF pada dasarnya sudah mengunci langkah-langkah anggaran serta fiskal.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Ismail tak mengharapkan adanya hambatan bergerak maju. “Saya mengharapkan durasi program akan diperpanjang satu tahun dan jumlah pinjaman akan ditambah,” ucapnya.


Kendati demikian, Ismail mengatakan bahwa IMF belum berkomitmen untuk perubahan. Saat ini Pakistan sedang bergulat dengan melonjaknya inflasi dan rupee yang terdepresiasi dengan cepat. Sebagai negara pengimpor teh terbesar di dunia, Pakistan telah menyerukan warganya mengurangi konsumsi minuman tersebut menjadi satu atau dua cangkir saja per hari. Impor teh dinilai menambah beban keuangan pemerintah.

Berita Lainnya:
Menkeu: Transisi Energi Hadapi Kompleksitas Politik dan Sosial


“Teh yang kita impor, diimpor dengan mengambil pinjaman,” kata Menteri Federal untuk Perencanaan dan Pembangunan Pakistan Ahsan Iqbal pada 15 Juni lalu. Menurut Observatory of Economic Complexity, impor teh ke Pakistan mencapai 640 juta dolar AS pada 2020.


Selain pengurangan konsumsi teh, Iqbal turut menyerukan bisnis-bisnis di Pakistan tutup lebih awal guna menghemat listrik.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi