Jumat, 26/04/2024 - 17:54 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Kadin: Peternak Sapi Perah Paling Terdampak PMK

ADVERTISEMENTS

Sapi perah yang terinfeksi PMK mengalami penurunan atau berhenti produksi susu,

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA– Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan peternak sapi perah paling terdampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dikarenakan sangat mempengaruhi kesehatan ternak dan produksi susu.”Kalau kita melihat banyaknya sapi perah, karena paling terdampak dan mudah dideteksi,” kata Wakil Ketua Komisi Tetap Bidang Peternakan Kadin Indonesia Yudi Guntara Noor dalam webinar mengenai PMK yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) di Jakarta, Jumat (1/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Yudi menjabarkan  infeksi PMK pada sapi perah berdampak lebih buruk dibandingkan sapi potong. Indikasi terinfeksinya PMK pada sapi perah, selain indikasi umum PMK seperti lepuh di bibir dan kuku, juga penurunan produksi susu secara drastis. Dia menjelaskan sapi perah yang terinfeksi PMK mengalami penurunan produksi susu, atau bahkan berhenti berproduksi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
HKTI Usulkan HPP Gabah Naik


Selain itu, sapi perah yang terinfeksi PMK tak mampu berdiri karena sakit.”Produksi rata-rata turun, susu juga tidak bisa diperah, langsung jatuh, kalau sudah jatuh, mengantre di rumah potong hewan,” kata Yudi.

ADVERTISEMENTS


Dia menerangkan bahwa sapi perah yang sakit karena terinfeksi PMK lebih banyak dipotong bersyarat karena berhenti memproduksi susu.Berdasarkan data Gabungan Koperasi Susu Indoneia (GKSI) penurunan produksi susu sapi menurun 30 hingga 40 persen sejak terjadinya wabah PMK di Indonesia.Yudi mengungkapkan bahwa data PMK yang dilaporkan dalam laman resmi pemerintah di siagapmk.id lebih kecil dibandingkan yang terjadi di lapangan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Sebagai contoh Yudi membandingkan data GKSI per 22 Juni yang mencatat kematian sapi perah akibat PMK di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat sebanyak 1.601 ekor dan sapi yang dipotong paksa sebanyak 2.852 ekor. Sementara data dari Kementerian Pertanian per 22 Juni yaitu 2.460 ekor ternak dipotong paksa dan 1.499 ekor mati akibat PMK secara nasional di seluruh Indonesia.

Berita Lainnya:
PLN Jatim Siagakan 4.782 Personel Jaga Pasokan Listrik Saat Idul Fitri


Perbedaan data di lapangan dengan data resmi pemerintah, kata dia, dikarenakan tidak semua ternak yang diduga terinfeksi PMK dilaporkan pada pemerintah oleh peternaknya.Yudi menyebutkan kondisi kasus PMK di Indonesia saat ini sama halnya seperti awal terjadinya kasus Covid-19 di Indonesia yang membutuhkan waktu lama dalam mendeteksi konfirmasi positif kasus karena harus melalui pemeriksaan PCR di laboratorium.


 


sumber : antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi