Sabtu, 27/04/2024 - 03:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNETTEKNOLOGI

China Keluarkan Peringatan Keamanan Usai Kasus Pencurian Data Terbesar

ADVERTISEMENTS

Dalam sebuah iklan di forum kriminal yang sudah dihapus, peretas mengatakan data yang dicuri berasal dari Kepolisian Nasional Shanghai. Peretas mengklaim data meliputi nama, alamat, nomor identitas, dan nomor ponsel.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Pakar keamanan siber memverifikasi setidaknya sejumlah sampel kecil dari data yang dijual adalah nyata. Data sebesar 23 terabyte dianggap sebagai penjualan data terbesar yang pernah tercatat dlaam sejarah dan dijual seharga 200 ribu dolar AS. Tidak ada pejabat China yang menanggapinya, termasuk Presiden Xi yang tidak merujuk langsung ke kasus itu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Namun, menurut South China Morning Post, presiden telah meminta badan publik di China untuk mempertahankan keamanan informasi demi melindungi informasi pribadi, privasi, dan informasi rahasia perusahaan. Langkah itu dilakukan untuk memastikan orang merasa aman saat mengirimkan data kepada layanan publik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Xi Jinping Undang Generasi Muda Taiwan Kejar Mimpinya di China


Dilansir BBC, Sabtu (9/7/2022), pada Jumat, peretas yang diketahui bernama ChinaDan mengunggah postingan. “Pengguna China yang terhormat, selamat datang di forum kami. Kemungkinan besar Anda datang ke sini karena kebocoran database kepolisian Shanghai. Perlu diketahui, data tidak lagi dijual dan postingan yang terkait dengan topik ini telah dihapus,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Joe Biden Bahas Laut Cina Selatan Dengan Xi Jinping


Administrator situs web kemudian menambahkan mereka memiliki banyak database China yang serupa dan berkualitas tinggi untuk dijual. “Kami tidak berada di China dan kami bukan orang China. Jadi, kami tidak harus mematuhi hukum China,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


CEO Forensic Pathways Deb Leary percaya data tersebut mungkin telah dijual kepada penawar tinggi. “Menarik dan tidak terduga bahwa forum peretas menggunakan insiden tersebut sebagai cara untuk mempromosikan diri mereka sebagai tujuan utama. Mereka tampaknya tidak khawatir akan membuat marah pihak berwenang China,” ucapnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi