Rabu, 29/05/2024 - 03:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Fakta Medis: Bukan Kecapekan, Ternyata Ini Penyebab Penyakit Tipes

BANDA ACEH – Salah kaprah mengenai penyakit Demam Tifoid atau yang akrab disebut tipes, hingga kini terjadi. Masyarakat pada umumnya menganggap penyebab tipes ialah beban kerja berlebih, dengan durasi istirahat yang minim. Padahal, kesimpulan itu keliru. 

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

“Karena sebenarnya yang membuat kita kena tipes atau tifoid, adalah mengonsumsi makanan yang kurang bersih sehingga menyebabkan saluran pencernaan atau usus kita terinfeksi atau terkena bakteri salmonella typhi, penyebab Demam Difoid,” ujar dr. Vina di acara Santap Aman yang diadakan akun Instagram @kenapaharusvaksin, bersama Chef William Gozali, Jumat (8/7). 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

@kenapaharusvaksin merupakan akun Instagram resmi dari Sanofi Indonesia yang berisikan edukasi mengenai kesehatan serta vaksinasi baik untuk anak maupun dewasa. “Bakteri ini juga bisa menempel ditangan, atau peralatan makanan seperti sendok, piring dan lain lain. Tangan dan peralatan makanan yang kurang bersih, bisa menjadi Penyebab penularan Tipes,” imbuh Vina. 

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Meski begitu, dr. Vina mengakui jika daya tahan tubuh yang turun akibat beban kerja yang berlebih serta istirahat yang kurang, turut andil dalam penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi ini.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Kelelahan akibat bekerja dan kurang istirahat, membuat daya tahan tubuh kita menurun. Sehingga saat kita mengonsumsi makanan yang kurang bersih atau tangan kita tidak hygiene, menyebabkan kita terjangkit penyakit tifoid atau tipes,” tuturnya.

Berita Lainnya:
Ancol Dikunjungi 130 Ribu Wisatawan pada Libur Panjang Kemarin

Diskusi di acara Santap Aman yang diadakan akun Instagram @kenapaharusvaksin, bersama Chef William Gozali.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Selain itu, bakteri penyebab tipes juga bisa menyebar dan menjangkiti seseorang kala berjabat tangan dengan orang lain. Penularan penyakit juga dapat terjadi saat berbagi makanan, atau apabila orang tersebut menyentuh makanan yang akan dimakan bersama tanpa membersihkan tangannya terlebih dahulu.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Mengonsumsi makanan atau air yang kurang matang, pun bisa meningkatkan risiko tertular bakteri salmonella typhi. Karena makanan atau air yang dimasak kurang matang, tidak cukup untuk membunuh bakteri yang ada di makanan dan air tersebut.

ADVERTISEMENTS

“Penyimpanan makanan yang tidak higienis, turut menjadi faktor penularan demam tifoid. Tidak semua makanan disarankan disimpan di suhu kamar, misalnya seperti daging. Jika dibiarkan terlalu lama di suhu kamar, bakteri bisa berkembang biak dengan cepat. Selain itu, mencampur bahan makanan daging dan sayur di dalam lemari pendingin juga bisa meningkatkan penularan bakteri,” jelas dr. Vina. Proses pengiriman makanan yang tidak sesuai prosedur juga bisa berpotensi menyebabkan terkontaminasi bakteri tersebut, tambah dr. Vina.

ADVERTISEMENTS

Sementara, chef sekaligus culinary content creator William Gozali (Willgoz), mengakui membatasi masyarakat untuk tak jajan sembarangan saat ini cukup sulit. Mengingat kini berbagai makanan yang lezat atau nampak enak, begitu banyak berseliweran, khususnya pada media sosial (medsos). Sehingga, menggoda mata dan lidah untuk mencicipinya. “Kondisi ini yang kemudian membuat orang-orang kerap abai terhadap kebersihan atau higienitas sebuah makanan, dan akibatnya berisiko terjangkit tipes,” ujarnya.

Agar terhindar dari tifoid, Wilgoz menyarankan masyarakat benar-benar memastikan steril-tidaknya makanan yang hendak dikonsumsi. “Memang ini nggak mudah, apalagi kalau berhadapan dengan makanan yang disajikan orang lain, di restoran misalnya. Karena kita nggak bisa cek dapur tempat pembuatan makanan tersebut, kecuali yang dibuat oleh kaki lima mungkin,” kata dia. “Jadi solusi terbaik dari saya sih nggak jajan sembarangan. Kalau tetap mau jajan, dipilah-pilah yang paling higienis,” sambung Wilgoz.

Adapun selain menjaga kebersihan asupan yang dikonsumsi dan menjaga daya tahan tubuh, vaksinasi ternyata juga bisa mencegah tipes. Vaksin bisa diberikan kepada anak sejak dini, dan dilaksanakan secara berkala. Secara medis, upaya ini dinilai ampuh menghadang penularan penyakit demam tifoid.

“Vaksinasi ini juga bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit tifoid atau tipes. Ini menjadi alternatif atau perlindungan tambahan dari tipes, apalagi saat ini godaan masyarakat untuk mencoba makanan baru dan lezat di setiap kesempatan, sepertinya menjadi gaya hidup yang sedang tren akibat hadirnya para food vlogger,” jelas dr. Vina. “Vaksinasi bisa dilakukan mulai usia dua tahun ke atas. Untuk perlindungan maksimal, seseorang direkomendasikan menjalankan vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali,” lanjutnya.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi