Sabtu, 27/04/2024 - 01:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Target Swasembada 2025, Indonesia Masih Defisit 850 Ribu Ton Gula

ADVERTISEMENTS

ID Food berupaya tingkatkan produksi gula lewat perluasan lahan dalam program Makmur

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 MALANG — Presiden RI telah menyatakan target untuk melakukan swasembada gula secara nasional pada 2025. Pemerintah menargetkan hasil produksi gula bisa mencapai 3,2 juta ton pada tahun tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Direktur Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan mengatakan, saat ini produksi gula Indonesia masih pada angka 2,3 juta ton per tahun. Hal ini berarti Indonesia masih defisit sekitar 850 ribu ton per tahun. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Dan kami ID FOOD atau RNI (PT Rajawali Nusantara Indonesia), salah satu produsen gula yang memberikan kontribusi sekitar 11 persen dari sharing gula nasional,” kata Frans kepada wartawan seusai menghadiri acara seremonial tanam dan panen tebu program Makmur di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Kamis (28/7/2022).

ADVERTISEMENTS


Untuk mencapai target tersebut, ID FOOD bersama sejumlah perusahaan BUMN lainnya dalam lingkungan program Makmur bersama-sama untuk berkolaborasi membentuk ekosistem pertanian yang sama dengan mitra petani. Hal ini terutama dengan para petani yang melakukan program Makmur di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Petani Program Makmur di Subang Berhasil Tingkatkan Produktivitas


Seperti diketahui, petani dalam program Makmur mendapatkan pendampingan dan dukungan pupuk, alat pestisida, pendanaan serta asuransi dari sejumlah perusahaan BUMN. Langkah ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas petani tebu. “Dan produktivitas gula di pihak kami sebagai produsen gula,” jelasnya.


Mengenai target swasembada gula pada 2025, program Makmur juga akan berusaha menambah perluasan lahan. Dengan kata lain, ID FOOD nantinya bisa menambah kontribusi produksi tebu dari 252 ribu ton per tahun menjadi 400 ribu ton per tahun. Hal ini berarti akan ada peningkatan kontribusi nasional dari 11 persen menjadi 14 persen. 


Untuk mencapai 400 ribu ton, luasan lahan yang dikelola ID Food dan bermitra itu kurang lebih sekitar 54 ribu hektar (ha). Selanjutnya, pihaknya menargetkan akan menambah luasan lahan sampai 60 ribu ha pada 2025. Hal ini bisa dicapai melalui kerja sama dengan semua pihak termasuk Perhutani dan Dinas Pertanian. 


“Di Malang sendiri ada potensi luas lahan akan kita kerjasamakan juga di program Makmur dengan teman-teman di PT Pupuk dan pertanian di sini,” kata dia menambahkan.

Berita Lainnya:
Kementerian ESDM Sebut Konsumsi Bensin RON 95 Naik 32 Persen


Sebagai informasi, pertambahan lahan di lingkungan ID FOOD akan berpusat di Jawa Timur dan Jawa Barat. Untuk wilayah Jawa Timur, salah satunya berada di Kabupaten Malang. Sementara itu, untuk wilayah Jawa Barat terletak di Indramayu, Majalengka dan Cirebon. 


Pada kesempatan sama, Ketua Pusat Koperasi Primer Tebu Rakyat (PKPTR) Kabupaten Malang, Kyai Haji Hamim Kholili mengaku sangat menyambut baik adanya program Makmur. Program tersebut bisa membantu peningkatan produktivitas sejumlah komoditas termasuk tebu di Kabupaten Malang. Kemudian program tersebut nantinya dapat membantu tercapainya swasembada gula nasional pada 2025.


Menurut Hamim, saat ini potensi lahan tebu di Kabupaten Malang sekitar 40 ribu ha. Lahan tersebut berada dalam pengelolaan dua pabrik gula di Kabupaten Malang. Kedua pabrik tersebut antara lain PG Kebon Agung dan PG Krebet Baru.


Untuk menambah luasan lahan guna mendukung swasembada, maka perlu menjajaki kerja sama dengan Perhutani. Menurut Hamim, luasan lahan yang dimiliki Perhutani di Kabupaten Malang cukup banyak. “Tinggal mereka mau atau tidak. Terus juga harus disurvei dulu cocok atau tidak tanahnya,” jelasnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi