Rabu, 01/05/2024 - 14:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Long Covid Kian Umum Ditemukan pada Remaja di Atas Usia 14 Tahun

ADVERTISEMENTS

‘Long Covid’ banyak terjadi pada remaja yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Penelitian baru yang diterbitkan di JAMA Network Open memberikan informasi tentang risiko yang dihadapi anak-anak dari long covid. Temuan mengungkapkan long covid kian umum terjadi pada remaja yang dirawat di rumah sakit di atas usia 14 tahun.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Studi baru ini adalah salah satu yang terbesar untuk menyelidiki efek berkelanjutan dari covid-19 pada anak-anak. Hampir 2.000 anak diamati setidaknya selama 90 hari setelah penyakit akut mereka.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Secara keseluruhan, 9,8 persen anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan covid-19 menunjukkan beberapa gejala tersisa selama tiga bulan. Untuk anak-anak yang tidak dirawat di rumah sakit, angka itu turun menjadi 4,6 persen.

ADVERTISEMENTS


Batuk, sesak napas, dan kelelahan adalah gejala long covid paling sering dilaporkan pada anak-anak. Wanita di atas usia 14 tahun yang mendapat perawatan rumah sakit dengan empat atau lebih gejala, kemungkinan besar menunjukkan tanda-tanda long covid dalam 90 hari.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Wakapolda Aceh Sambut Kedatangan Pangkoarmada RI di Bandara SIM


Salah satu peneliti utama dalam studi baru tersebut, Nathan Kuppermann mengatakan tampaknya long covid muncul lebih jarang pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Dia juga mencatat temuan itu dapat membantu orang tua dan dokter mengidentifikasi anak-anak yang paling berisiko terkena covid-19.


“Temuan kami dapat menginformasikan keputusan kebijakan kesehatan masyarakat mengenai strategi mitigasi covid-19 untuk anak-anak dan pendekatan skrining untuk long covid di antara mereka yang memiliki infeksi parah,” kata Kuppermann dilansir New Atlas, Sabru (30/7/2022).


Tidak jelas alasan kenapa anak-anak yang lebih dewasa tampaknya lebih mungkin mengembangkan long covid daripada yang lebih muda. Satu hipotesis, anak-anak yang lebih tua lebih mungkin untuk dapat secara efektif mengungkapkan gejala spesifik dibandingkan dengan yang lebih muda, yang dapat menjelaskan tingkat long covid pada remaja.

Berita Lainnya:
DPRK Minta Pj Wali Kota Banda Aceh Tingkatkan PAD


“Seorang anak berusia dua tahun tidak akan memberi tahu tentang kabut covid, dan saya tidak yakin orang tua mereka dapat mendeteksi kabut covid dengan cara yang mungkin dapat dilakukan oleh anak berusia 15 tahun,” ujar Kuppermann.


Sementara penelitian ini merupakan kabar baik bagi orang tua, itu juga menunjukkan kondisi yang terus-menerus masih menjadi masalah bagi sebagian kecil orang muda. Peneliti lain dalam proyek tersebut, Todd Florin mengatakan long covid masih muncul pada anak-anak. Ada kebutuhan penting bagi para peneliti untuk menyelidiki perawatan baru.


“Sayangnya, tidak ada terapi yang diketahui untuk long covid pada anak-anak dan penelitian lebih lanjut diperlukan di bidang ini,” kata Florin.


Namun, jika gejalanya signifikan, dia mengatakan pengobatan yang menargetkan gejala adalah yang paling penting. Perawatan multidisiplin diperlukan jika gejalanya memengaruhi. kualitas hidup.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi