Jumat, 26/04/2024 - 09:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Bank Sentral Peringatkan Inggris akan Jatuh ke Dalam Resesi pada Tahun Ini

ADVERTISEMENTS

Perekonomian Inggris diperkirakan menyusut dalam tiga bulan terakhir tahun ini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 LONDON — Bank Sentral Inggris, Bank of England (BoE), telah memperingatkan Inggris akan jatuh ke dalam resesi. Peringatan ini menyusul kebijakan BoE untuk menaikkan suku bunga acuan terbesar dalam 27 tahun terakhir.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Seperti dilansir dari laman BBC, Jumat (5/8/2022), perekonomian Inggris diperkirakan menyusut dalam tiga bulan terakhir tahun ini dan terus menyusut hingga akhir 2023. Suku bunga acuan naik menjadi 1,75 persen karena bank berjuang untuk membendung kenaikan harga, dengan inflasi sekarang ditetapkan untuk mencapai lebih dari 13 persen.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Gubernur BoE Andrew Bailey mengatakan tekanan biaya hidup itu sulit tetapi jika tidak menaikkan suku bunga, itu akan menjadi lebih buruk. Alasan utama inflasi tinggi dan pertumbuhan rendah karena melonjaknya tagihan energi dan didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jamaah Haji 2024


“Sebuah rumah tangga biasa akan membayar hampir 300 Euro per bulan khusus energi mereka pada Oktober,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Menurutnya resesi yang diperkirakan menjadi penurunan terpanjang sejak 2008, ketika sistem perbankan Inggris menghadapi keruntuhan, membawa pinjaman terhenti. Kemerosotan tidak akan sedalam 14 tahun yang lalu, tetapi mungkin berlangsung lama.


“Meningkatkan suku bunga adalah salah satu cara untuk mencoba dan mengendalikan inflasi karena kenaikan biaya pinjaman dan harus mendorong orang untuk meminjam dan membelanjakan lebih sedikit. Hal ini juga dapat mendorong orang untuk menabung lebih banyak,” ucapnya.

Berita Lainnya:
Menkeu: Transisi Energi Hadapi Kompleksitas Politik dan Sosial


Namun, banyak rumah tangga akan diperas lebih lanjut mengikuti kenaikan suku bunga termasuk beberapa pemegang hipotik. Sekarang tarif sudah naik menjadi 1,75 persen, pemilik rumah dengan hipotek pelacak khas harus membayar sekitar 52 Euro lebih sebulan. Orang-orang hipotek tingkat variabel standar akan melihat peningkatan 59 Euro.


Hal ini berarti pemegang hipotik pelacak dapat membayar sekitar 167 Euro lebih banyak sebulan dibandingkan dengan pra-Desember 2021, dengan pemegang hipotik variabel membayar hingga 132 Euro lebih banyak. Suku bunga telah naik enam kali berturut-turut sejak akhir tahun lalu.


Suku bunga yang lebih tinggi juga berarti biaya yang lebih tinggi hal-hal seperti kartu kredit, pinjaman bank dan pinjaman mobil.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi