Sabtu, 27/04/2024 - 11:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Ekonom: Kontribusi Manufaktur ke Pertumbuhan Ekonomi Makin Menipis

ADVERTISEMENTS

Penurunan pertumbuhan manufaktur karena makin mahalnya bahan baku.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,44 persen pada kuartal II 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, industri manufaktur menjadi sektor lapangan usaha yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


BPS menyebutkan, lapangan usaha industri manufaktur selama kuartal II tercatat tumbuh 4,01 persen year on year (yoy). Meski begitu, secara angka kontribusi manufaktur semakin menipis dalam pertumbuhan ekonomi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Pemerintah Siap Fasilitasi Business Matching Apple di Indonesia


Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, menipisnya kontribusi manufaktur ke pertumbuhan ekonomi karena bahan baku yang semakin mahal. Lalu, adanya delay pengiriman barang ke negara negara yang alami perang terutama ke Eropa seperti Rusia. 

ADVERTISEMENTS


“Hingga permintaan masyarakat yang belum pulih sepenuhnya membuat pelaku industi tertekan,” ujarnya kepada Jumat (5/8/2022). 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Ia menambahkan, inflasi di sisi produsen sebesar 11 persen tapi inflasi di konsumen hanya 4,9 persen yoy. Hal itu berarti, pelaku industri menahan selisih harga produksi dengan harga jual. 

Berita Lainnya:
Pengamat Nilai Profesi Ojek Daring Jadi Incaran Pendatang di Jakarta


“Kalau situasi ini berlanjut karena produsen khawatir harga barang naik, omset turun maka pengembangan industri pengolahan bisa terganggu,” tuturnya.


Bhima menambahkan, investasi ke sektor manufaktur yang kurang juga mulai memengaruhi. Hal itu karena, investasi langsung kini lebih bergeser ke pengolahan komoditas misalnya smelter nikel dibanding industri lain.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi