Jumat, 26/04/2024 - 11:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

China Sebut AS Berperan Sebagai Penghasut Atas Krisis Rusia-Ukraina

ADVERTISEMENTS

AS menyudutkan Rusia dengan ekspansi berulang dari aliansi pertahanan NATO

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 BEIJING — China menyebut Amerika Serikat sebagai “penghasut utama” atas krisis Rusia dan Ukraina. Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia, TASS yang diterbitkan pada Rabu (10/8/2022), Duta Besar China untuk Moskow, Zhang Hanhui, menuduh Washington menyudutkan Rusia dengan ekspansi berulang dari aliansi pertahanan NATO dan dukungan untuk menyelaraskan Ukraina dengan Uni Eropa.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Sebagai pemrakarsa dan penghasut utama krisis Ukraina, Washington, memberlakukan sanksi komprehensif yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, dan terus memasok senjata dan peralatan militer ke Ukraina,” kata Zhang.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Tujuan utama mereka adalah untuk menguras dan menghancurkan Rusia dengan perang yang berlarut-larut dan sanksi,” ujar Zhang menambahkan.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Rusia dan Jerman Meminta Iran Menahan Diri


Dalam wawancara tersebut, Zhang mengatakan, hubungan China-Rusia telah memasuki periode terbaik dalam sejarah. Hal ini ditandai dengan meningkatnya tingkat rasa saling percaya, tingkat interaksi yang tinggi, dan kepentingan strategis terbesar. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan ke Beijing pada Februari untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Kunjungan itu dilakukan ketika tank-tank Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina. Dalam pertemuan itu, Putin dan Xi menyetujui kemitraan “tanpa batas” yang lebih unggul daripada aliansi Perang Dingin.


Zhang mengatakan, Amerika Serikat sedang mencoba menerapkan taktik yang sama di Ukraina dan Taiwan untuk menghidupkan kembali mentalitas Perang Dingin, menahan China dan Rusia, serta memprovokasi persaingan dan konfrontasi kekuatan besar.

Berita Lainnya:
Prancis Akan Kirim Ratusan Kendaraan Lapis Baja ke Ukraina untuk Hadapi Rusia


“Non-intervensi dalam urusan internal adalah prinsip paling mendasar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia kita,” kata Zhang.


Rusia menyebut invasi ke Ukraina sebagai “operasi militer khusus”. Rusia mengatakan, operasi itu bertujuan untuk menjaga keamanan dan melindungi penutur bahasa Rusia di Ukraina dari penganiayaan. Ukraina dan Barat mengatakan, alasan tersebut adalah dalih tak berdasar untuk perang agresi kekaisaran terhadap negara tetangga yang telah memperoleh kemerdekaan ketika Uni Soviet bubar pada 1991.


 


sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi