Rabu, 29/05/2024 - 02:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Kemenkominfo-Siberkreasi Luncurkan 58 Buku Literasi Digital

Indonesia masih menduduki kategori “Sedang” dalam hal kapasitas literasi digital.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

 JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan mitra jejaringnya meluncurkan 58 buku kolaborasi literasi digital. Buku-buku itu diluncurkan agar masyarakat bisa menggunakannya secara masif untuk pendidikan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

 

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“Harapannya, bersama-sama nanti kita bisa luncurkan buku-buku lainnya dan bisa disebarkan ke seluruh daerah dan dapat dibaca semua orang untuk bisa membangun kolaborasi,” ujar Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Mahabatis Shoba, dalam keterangan pers seperti dikutip pada Selasa (16/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

 

Hal itu dia sampaikan saat peluncuran buku yang digelar di Seminyak, Bali, belum lama ini. Pada kesempatan itu, Mahabatis menjelaskan tentang tiga buku yang pihaknya buat. Ada yang bercerita tentang pemberdayaan di daerah, tentang pengabdian masyarakat, dan “Netizen Beradab”. Dia mengatakan, jika terdapat kebebasan berpendapat dan berekspresi, maka harus punya juga batas untuk beretika di dunia maya dan dunia nyata.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Kominfo Tekankan Media Harus Transparan dalam Penggunanaan AI

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021, saat ini Indonesia masih menduduki kategori “Sedang” dalam hal kapasitas literasi digital dengan nilai angka sebesar 3.49 dari 5.00. Atas dasar itulah Kemenkominfo berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meluncurkan 58 buku kolaborasi seri Literasi Digital.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Selain Relawan TIK, ada enam mitra jejaring lainnya yang turut berkolaborasi dalam peluncuran buku itu, yaitu Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM), Common Room, Hipwee, Klinik Digital Universitas Indonesia, ICT Watch, dan MAFINDO.

 

Donny Budi Utoyo, selaku Dewan Pengarah Siberkreasi mengatakan, toleransi di dunia digital yang ada saat ini adalah hasil dari tingkat literasi yang tinggi serta kebebasan berekspresi. Menurut dia, tingkat toleransi akan semakin tinggi jika apresiasi dan etika ada pada saat berpendapat.

Berita Lainnya:
Gen Z Punya Akun Media Sosial Lebih dari Satu, Psikolog: Seperti Pakai Banyak Topeng

 

“Kebebasan berekspresi tidak bisa dipisahkan dengan etika dan toleransi. Mereka ini harus jadi satu. Jika tidak, bisa menimbulkan masalah bahkan bisa berujung ke ranah hukum. Alangkah indahnya jika ada perbedaan pendapat, diberikan juga tempat untuk berdiskusi secara baik,” kata dia.

 

Amelinda Kusumaningtyas dari CfDS UGM mengatakan, buku-buku yang diluncurkan merupakan bentuk dari riset tentang perubahan-perubahan sosial yang disebabkan oleh transformasi digital. Dia menerangkan, pihaknya membuat buku-buku tentang ekonomi digital, implikasinya ke pemberdayaan perempuan dan inovasi digital apa saja yang terbentuk ketika Covid-19 terjadi.

 

“Buku yang kedua membahas tentang ketidaksetujuan kami dengan doxing. Apapun alasannya, perundungan di dunia maya bukan suatu hal yang bisa dijustifikasi. Dari situlah kami membahas kira-kira langkah apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan awareness dan mencegah cyberbullying,” katanya. 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi