Jumat, 26/04/2024 - 08:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AFRIKAINTERNASIONAL

Kuwait akan Pecat 750 Ribu Pekerja Mesir

ADVERTISEMENTS

Banyaknya jumlah pekerja Mesir di Kuwat menimbulkan rasisme.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 KUWAIT CITY — Kuwait mengumumkan akan memberhentikan 250 ribu pekerja Mesir mulai bulan depan. Negara tersebut juga akan mulai menangguhkan semua kontrak kerja dengan nonwarga negara.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Melansir laman Middle East Monitor, Selasa (23/8/2022), sekitar 500 pekerja Mesir lainnya akan kehilangan pekerjaan di Kuwait selama setahun ke depan. Negara Teluk tengah berupaya untuk menghapus semua pekerja asing lintas sektor.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Dalam laporan Kuwait Times Februari lalu, sekitar 24 persen dari total tenaga kerja di Kuwait adalah warga Mesir. Ini menjadikan mereka kelompok ekspatriat terbesar di negara itu.

ADVERTISEMENTS


Untuk waktu yang lama, kelompok terbesar adalah pekerja India, tetapi menurut sumber yang sama pekerja India sekarang menjadi 23,7 persen dari angkatan kerja Kuwait. Laporan statistik oleh Biro Audit Negara, mengatakan bahwa hanya 22,3 persen dari tenaga kerja Kuwait dari 77,7 persen non-Kuwait.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Rusia Kembali Tuduh Ukraina Serang PLTN Zaporizhzhia


Oleh karena banyaknya pekerja Mesir, rasisme pun muncul. Dua tahun lalu, video seorang pelanggan Kuwait menampar seorang kasir Mesir menjadi viral. Komentator mengatakan itu menggarisbawahi rasisme di negara itu terhadap pekerja Mesir. Pada tahun yang sama seorang pekerja Mesir ditikam sampai mati di Kuwait sementara seorang influencer Snapchat menyebut orang Mesir “pelayan kotor.”


Pada 2020 parlemen Kuwait mengusulkan rancangan undang-undang untuk mengurangi jumlah pekerja asing di negara itu. Tujuannya adalah untuk menurunkan jumlah orang Mesir menjadi sepuluh persen.

Berita Lainnya:
Hari Ini Delegasi Hamas ke Kairo untuk Rundingkan Gencatan Senjata


Undang-undang menetapkan bahwa lembaga pemerintah tidak boleh memperbarui tempat tinggal pekerja asing. Keputusan untuk memberhentikan 750 ribu pekerja Mesir telah datang karena biaya hidup di seluruh dunia telah melonjak dan banyak keluarga telah berjuang untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok.


Tingkat pengangguran Mesir mencapai 7,2 persen tahun ini. Ekonomi negara Afrika Utara telah berjuang selama beberapa tahun terakhir karena korupsi yang meluas, setelah pandemi global virus corona hingga invasi Rusia ke Ukraina.


Pengiriman uang dari orang Mesir di luar negeri mencapai 31,5 miliar dolar AS pada tahun 2021 dan merupakan sumber utama mata uang asing. Ini pun menjadikannya penerima pengiriman uang terbesar kelima di dunia sebagian besar dari negara-negara Teluk.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi