Jumat, 03/05/2024 - 03:21 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

PBB: 6 Juta Warga Afghanistan Berisiko Kelaparan

ADVERTISEMENTS

Afghanistan menghadapi kemiskinan yang semakin parah dengan 6 juta orang kelaparan

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

NEW YORK — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, Afghanistan menghadapi kemiskinan yang semakin parah dengan 6 juta orang berisiko kelaparan. Koordinator Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mendesak para donor memulihkan dana untuk pembangunan ekonomi dan menyediakan dana sebesar 770 juta dolar AS untuk membantu warga Afghanistan melewati musim dingin.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa, Afghanistan menghadapi banyak krisis. Mulai dari krisis kemanusiaan, ekonomi, iklim, kelaparan, dan keuangan. Menurutnya, konflik, kemiskinan, guncangan iklim, dan kerawanan pangan telah lama menjadi kenyataan yang menyedihkan di Afghanistan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Tetapi yang membuat situasi saat ini menjadi sangat kritis adalah diputusnya bantuan pembangunan skala besar sejak Taliban kembali berkuasa setahun lalu,” ujar Griffiths.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Griffiths mengatakan, lebih dari setengah penduduk Afghanistan atau sekitar 24 juta orang  membutuhkan bantuan. Sementara hampir 19 juta orang lainnya menghadapi tingkat kerawanan pangan yang akut. Griffiths khawatir, jumlah tersebut akan meningkat pada musim dingin karena harga bahan bakar dan makanan melonjak tinggi.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Griffiths mengatakan, dana yang dibutuhkan untuk mempersiapkan warga Afghanistan menghadapi musim dingin yaitu sebesar 614 juta dolar AS. Dana tersebut juga mencakup untuk memperbaiki dan meningkatkan tempat penampungan, serta menyediakan pakaian hangat dan selimut. Sementara dana tambahan sebesar 154 juta dolar AS diperlukan untuk menyiapkan makanan dan persediaan lainnya sebelum cuaca buruk memotong akses bantuan ke daerah-daerah tertentu.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Polandia Kejar Permintaan Maaf dan Ganti Rugi untuk Keluarga Petugas WCK

“Bantuan kemanusiaan tidak akan pernah bisa menggantikan penyediaan layanan di seluruh sistem kepada 40 juta orang di seluruh negeri. Taliban tidak memiliki anggaran untuk berinvestasi di masa depan, dan beberapa dukungan pembangunan perlu segera dilakukan,” kata Griffiths.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Lebih dari 70 persen penduduk Afghanistan tinggal di daerah pedesaan. Griffiths memperingatkan, jika pertanian dan produksi ternak tidak dilindungi, maka jutaan jiwa dan mata pencaharian akan dipertaruhkan. Sementara kapasitas negara untuk memproduksi makanan terancam. Dia mengatakan, krisis perbankan dan likuiditas negara, serta kesulitan ekstrim transaksi keuangan internasional juga harus ditangani.

“Konsekuensi dari kelambanan tindakan di bidang kemanusiaan dan pembangunan akan menjadi bencana besar dan sulit untuk dibalikkan,” ujar Griffiths memperingatkan.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengkritik tajam kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO selama 20 tahun di Afghanistan. Nebenzia mengklaim, mereka tidak melakukan apa pun untuk membangun ekonomi Afghanistan. Kehadiran AS dan NATO hanya memperkuat status Afghanistan sebagai sarang terorisme, serta produsen dan distributor narkotika.

Nebenzia juga menuduh AS dan sekutunya meninggalkan warga Afghanistan untuk menghadapi kehancuran, kemiskinan, terorisme, kelaparan, dan tantangan lainnya.

“Alih-alih mengakui kesalahan mereka sendiri dan mendukung rekonstruksi negara yang hancur, mereka memblokir sumber daya keuangan Afghanistan dan memutuskan bank sentralnya dari sistem SWIFT, yang merupakan sistem transaksi keuangan global,” ujar Nebenzia.

Berita Lainnya:
Polisi Federal Australia Tangkap 7 Pemuda Terkait Penikaman di Gereja Ortodoks

Sementara, Duta Besar Cina untuk PBB, Zhang Jun juga menuduh AS dan sekutunya menghindari tanggung jawab dan mengabaikan rakyat Afghanistan dengan memotong bantuan pembangunan. Termasuk membekukan aset Afghanistan dan memberlakukan isolasi dan blokade politik.

Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield menuduh Taliban memberlakukan kebijakan yang membuat rakyat Afghanistan kelaparan dan tidak melindungi mereka. Thomas-Greenfield justru mempertanyakan bagaimana Taliban berharap untuk membangun hubungan dengan seluruh dunia, ketika menyediakan tempat yang aman bagi Pemimpin Alqaida, Ayman al-Zawahiri, di pusat Kota Kabul. Al-Zawahiti terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS pada 31 Juli lalu.

Meskipun demikian, Thomas-Greenfield mengatakan, Amerika Serikat adalah donor terkemuka dunia di Afghanistan. Washington memberikan bantuan kemanusiaan senilai lebih dari 775 juta dolar AS kepada warga Afghanistan pada tahun lalu. Terkait aset Afghanistan yang dibekukan, Presiden Joe Biden pada Februari mengumumkan, Afghanistan memiliki aset senilai 7 miliar dolar AS yang disimpan di Amerika Serikat. Dari total aset tersebut 3,5 miliar dolar AS dialokasikan sebagai dana perwalian PBB untuk memberikan bantuan kepada warga Afghanistan. Sementara 3,5 miliar dolar AS lainnya untuk keluarga korban dari serangan 9/11 di Amerika Serikat.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi