Jumat, 26/04/2024 - 07:49 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Mikhail Gorbachev, Presiden Terakhir Uni Soviet Wafat

ADVERTISEMENTS

Perestroika adalah era Gorbachev, era harapan, era masuknya dunia bebas rudal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

MOSKOW — Mikhail Gorbachev dilaporkan wafatr dalam usia 91 tahun di Kota Moskow pada Selasa (30/8/2022). Dia adalah sosok yang mengakhiri Perang Dingin tanpa pertumpahan darah, tetapi gagal mencegah runtuhnya Uni Soviet.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Mikhail Gorbachev meninggal malam ini setelah penyakit yang serius dan berkepanjangan,” kata Rumah Sakit Klinis Pusat Rusia dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menurut kantor berita Tass mengutip yayasan yang didirikan mantan pemimpin Soviet itu saat meninggalkan kantor, Gorbachev akan dimakamkan di Pemakaman Novodevichy Moskow di sebelah istrinya Raisa yang meninggal pada 1999.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Apakah Amerika akan Bantu Israel Lawan Iran? Ini Jawabannya

Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada kantor berita Interfax, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan belasungkawa terdalam atas kematian Gorbachev. “Besok dia akan mengirim telegram belasungkawa kepada keluarga dan teman-temannya,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Presiden Uni Soviet terakhir ini menjalin kesepakatan gencatan senjata dengan Amerika Serikat dan kemitraan dengan kekuatan Barat untuk menghapus Tirai Besi yang telah membagi Eropa sejak Perang Dunia II dan mewujudkan reunifikasi Jerman. Gorbachev pun memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 1990.

Ketika protes prodemokrasi melanda negara-negara blok Soviet di Eropa Timur komunis pada 1989, Gorbachev menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatan. Tindakan itu tidak seperti para pemimpin Kremlin sebelumnya yang telah mengirim tank untuk menghancurkan pemberontakan di Hungaria pada 1956 dan Cekoslovakia pada 1968.

Berita Lainnya:
Semangat Zelenskyy Dukung Ide Macron Kirim Pasukan ke Ukraina

Tapi protes tersebut memicu aspirasi untuk otonomi di 15 republik Uni Soviet, yang hancur selama dua tahun ke depan dengan cara yang kacau balau. Gorbachev berjuang dengan sia-sia untuk mencegah keruntuhan itu.

“Era Gorbachev adalah era Perestroika, era harapan, era masuknya kita ke dunia bebas rudal … tapi ada satu kesalahan perhitungan: kita tidak mengenal negara kita dengan baik,” kata Vladimir Shevchenk yang mengepalai Kantor Protokol Gorbachev ketika menjadi pemimpin Soviet.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi