Senin, 06/05/2024 - 20:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Anak Mulai Tertutup dan Main Rahasia, Orang Tua Jangan Langsung Berpikiran Negatif

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Mungkin ada orang tua yang mulai khawatir kalau anaknya yang beranjak remaja mulai tertutup dan main rahasia. Ponselnya tiba-tiba diprivate dengan menggunakan kata kunci. Pintu kamarnya sering ditutup dari dalam. Atau menampakkan raut wajah tidak suka ketika didekati atau ditanya-tanya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Tanda-tanda tersebut kerap dialami oleh orang tua seiring berjalannya waktu. Namun, ada baiknya kita sebagai orang tua agar tidak langsung berpikiran jelek.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dilansir dari Verywell, keinginan bermain rahasia atau privasi adalah sesuatu yang alami, bagian dari proses mereka menuju dewasa. Sebagai anak yang beranjak remaja, mereka mulai menghadapi tantangan yang lebih berat. Mulai dari mempelajari tentang siapa diri mereka, di mana bisa merasa nyaman dan diterima, hingga apa yang ingin dilakukan atau cita-citakan dalam kehidupannya. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Jadi saat anak merahasiakan sesuatu, bukan berarti mereka sedang melakukan hal yang buruk. Malah kadang anak hanya sedang tidak siap menjelaskan atau sekadar enggan berbagi dan ingin menyimpan sesuatu untuk dirinya sendiri.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Bong Joon Ho Luncurkan Trailer Mickey 17 yang Dibintangi Robert Pattinson

Namun tidak dipungkiri, bagi orang tua, fase bermain rahasia ini lebih sering ditanggapi negatif. Banyak orang tua dihantui segala pemberitaan tentang buruknya lingkungan pergaulan, internet, hingga ancaman pornografi dan narkoba. Saat anak remajanya mulai terlihat main rahasia dan menjaga jarak, reaksi berlebihanlah yang kerap keluar dari orang tua. Antara lain dengan langsung memberikan teguran, meminta penjelasan, bahkan hingga membuka paksa rahasia yang sedang anak jaga.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Apa risikonya jika orang tua tidak bisa menahan diri dan ingin memproteksi anak remajanya dengan ketat? Maka besar kemungkinan anak akan terhambat dalam hal kemandirian dan keberdayaannya. Selain itu, hubungan orang tua dan anak yang idealnya dibangun atas dasar rasa saling percaya jadi sulit terbentuk. Bukan tidak mungkin hubungan ke depannya akan diwarnai dengan sikap saling curiga dan saling lempar tuduhan yang mengada-ada.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dengan memahami hubungan antara privasi dan kepercayaan, orang tua otomatis akan menahan dirinya agar tidak ikut campur terlalu dalam dengan urusan anak remajanya. Selalu ingat bahwa anak yang sedang bertumbuh menuju dewasa memiliki keinginan untuk dipercaya, dianggap dewasa, dan bisa bertanggungjawab. Memberi mereka ruang berarti memberi mereka kesempatan semaksimal mungkin untuk bertumbuh rasa percaya dirinya, keyakinan terhadap kemampuan dirinya, dan kemandiriannya.

Berita Lainnya:
Apa Itu Rangkuk Alu yang Jadi Google Doodle Hari Ini?

Kapan saatnya orang tua harus melakukan interupsi? Gunakan insting dan hanya jika perilaku anak dalam menjaga rahasianya mulai terasa berlebihan. Misalnya, dibarengi reaksi marah atau benar-benar memutus komunikasi. Di sini orang tua perlu mulai mencari cara untuk mengetahui apa yang sebetulnya sedang terjadi. Namun sekali lagi, memaksa anak berterus terang bukanlah solusi terbaik.

Orang tua bisa memulai dengan menyelidiki diam-diam melalui lingkungan seperti pihak sekolah dan guru, teman-teman mainnya, atau media sosial yang digunakan. Coba juga untuk melakukan pendekatan sebagai sahabat kepada anak. Jangan ragu meminta bantuan ahli, seperti konselor atau psikolog, jika kemudian Anda sebagai orang tua menemukan sesuatu yang di luar dugaan atau tidak diharapkan.

Sumber: Tabloidbintang

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi