Potensi besar yang bisa digarap Indonesia misalkan bisnis kapal pesiar.
REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA — Pebisnis di bidang maritim di Indonesia diharapkan dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Selama ini bisnis maritim masih didominasi pihak asing.
Hal ini dikatakan Ketua Pelaksana International Sea Port Exhibition and Conference (ISPEC), Fajar Bagoes Putranto. Baginya ini tentu sangat disayangkan. Seharusnya pemain lokal yang berperan besar di Tanah Air.
“Saya katakan kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Justru pihak asing yang sebagian besar masuk disitu. Saya contohkan kurang lebih 70 persen kapal logistik asing yang masuk Indonesia,” kata dia melalui keterangan tertulis, Kamis (15/9/2022).
Dia menyatakan potensi besar yang bisa digarap Indonesia misalkan bisnis kapal pesiar. Idealnya ke depan mesti ada kapal pesiar yang bisa singgah di tempat wisata Indonesia. Jika ini terwujud, akan memberi dampak signifikan bagi perekonomian bangsa.
Atas dasar inilah, kata dia, mesti ada sinergisitas seluruh stakeholder yang terlibat di dunia maritim. “Di sinilah ISPEC mencoba menginisiasi hal itu,” ujarnya.
Bagoes menyebut ISPEC merupakan forum yang menyatukan seluruh stake holder pelaku bidang maritim seperti akademisi, pemerintah, maupun swasta. Forum ini ditujukan agar setiap pihak dapat saling berbagi ilmu dan juga mencapai kesepahaman bersama. Tujuannya tentu untuk memajukan bidang maritim di Indonesia bersama – sama.
“Kita tentu berharap Indonesia dapat menjadi poros maritim dunia di 2045. Ini juga sejalan dengan fokus pemerintah yang memiliki platfrom untuk memajukan maritim Indonesia,” tegasnya.
Sebagai informasi, ISPEC bersama dengan Lembaga Survei Indodata baru saja mengeluarkan hasil rilisnya, Rabu (14/9/2022). Data menunjukkan 73 persen masyarakat menyatakan tak puas dengan kebijakan pemerintah di sektor maritim.
Sumber: Republika