Kamis, 23/03/2023 - 15:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

UPDATE TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

PBB Serukan Penyelidikan terhadap Kematian Mahsa Amini di Iran

PBB mengecam kematian Mahsa Amini setelah ditangkap “polisi moral” Iran

JENEWA – PBB mengecam kematian Mahsa Amini (22 tahun) setelah ditangkap “polisi moral” Iran. Dia diduga disiksa di tahanan hingga harus dirawat dalam keadaan koma di rumah sakit dan akhirnya meninggal pekan lalu.

“Kematian tragis Mahsa Amini dan tuduhan penyiksaan serta perlakuan buruk harus segera diselidiki, tidak memihak, dan efektif oleh otoritas independen yang kompeten, yang memastikan, khususnya, bahwa keluarganya memiliki akses ke keadilan serta kebenaran,” kata Penjabat Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Nada al-Nashif dalam sebuah pernyataan, Selasa (20/9/2022), dikutip laman Al Arabiya.

Al-Nashif turut menyuarakan keprihatinan dan kekhawatiran atas tindakan keras aparat Iran dalam menghadapi kelompok massa yang memprotes kematian Mahsa Amini. Aksi unjuk rasa mengecam kematian Amini digelar di Teheran, termasuk di beberapa universitas dan kota Masyhad.

Menurut juru bicara Kantor HAM PBB Ravina Shamdasani, sebanyak lima pengunjuk rasa telah tewas akibat tindakan represif aparat keamanan Iran. Shamdasani mengatakan, aparat Iran menggunakan peluru tajam dalam upayanya membubarkan massa.

BACAAN LAIN:
Xi Jinping dan Vladimir Putin Semakin Hangat Walau Berbeda Tanggapi Konflik Ukraina

Pada 13 September lalu, “polisi moral” Iran menangkap Mahsa Amini di Teheran. Dia ditangkap karena hijab yang dipakainya dianggap tidak ideal. Di Iran memang terdapat peraturan berpakaian ketat untuk wanita, salah satunya harus mengenakan hijab saat berada di ruang publik atau muka umum.

Setelah ditangkap polisi moral, Amini ditahan. Ketika berada dalam tahanan, dia diduga mengalami penyiksaan. PBB mengaku menerima laporan bahwa wanita berusia 22 tahun itu dipukuli di bagian kepala menggunakan pentungan. Selain itu, kepala Amini pun disebut dibenturkan ke kendaraan.

BACAAN LAIN:
Pemimpin Garda Revolusi Iran Disebut Mendukung Invasi AS ke Irak

Amini kemudian dilarikan ke rumah sakit. Kepolisian Teheran mengklaim, saat berada di tahanan, Amini tiba-tiba mengalami masalah jantung. Amini dirawat dalam keadaan koma dan akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (16/9/2022) pekan lalu.

Kematian Amini dan dugaan penyiksaan yang dialaminya seketika memicu kemarahan publik. Mereka menggelar demonstrasi untuk memprotes tindakan aparat terhadap Amini.


Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content