Kamis, 02/05/2024 - 17:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Psikolog: Terlalu Banyak Media Sosial Pengaruhi Otak-Psikologis Remaja

ADVERTISEMENTS

Remaja yang terlalu banyak bermain media sosial biasanya kekurangan jam tidur.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Psikolog dari Universitas Indonesia A Kasandra Putranto mengatakan terlalu banyak bermain media sosial dapat mempengaruhi perkembangan otak dan kondisi psikologis remaja. Masalah kesehatan mental dapat mempengaruhi remaja yang terlalu bergantung pada media sosial

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Hasil penelitian yang dilakukan oleh pusat pemetaan otak UCLA 2016, mereka menemukan bahwa daerah tertentu dari otak remaja menjadi lebih aktif karena media sosial. Sehingga menyebabkan mereka ingin menggunakan media sosial lebih banyak,” kata Kasandra, Rabu (21/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dia melanjutkan, area otak tersebut adalah bagian otak yang sama yang merespons saat seseorang melihat gambar orang yang dicintai. Oleh sebab itu, banyak remaja yang tidak bisa lepas bermain media sosial.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Mencari Strategi Tepat Pola Pengasuhan Cucu

Sementara dari sisi psikologis, menurut Kasandra, remaja yang terlalu banyak bermain media sosial biasanya akan kehilangan jam tidur setiap malam. Alasannya mereka merasa perlu untuk selalu mengecek media sosial dan memastikan bahwa mereka selalu up to date dengan apa yang sedang terjadi.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Kasandra melanjutkan, remaja-remaja yang kurang tidur karena terlalu banyak menggunakan media sosial di malam hari tidak mampu menunjukkan prestasi yang baik di sekolah. Bahkan, mereka juga mengalami peningkatan risiko masalah kesehatan mental.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa anak muda yang menghabiskan lebih dari tiga jam di media sosial mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan,” imbuh Kasandra.

Dengan demikian, menurut Kasandra, tekanan media sosial yang terus menerus dan berlebihan dapat menyebabkan kerugian dalam pendidikan dan masa depan remaja. Untuk itulah, Kasandra pun menyarankan para orang tua yang memiliki anak remaja untuk membatasi penggunaan media sosial sehingga mereka bisa fokus kepada tugas-tugas lain yang lebih bermanfaat untuk masa depan mereka.

Berita Lainnya:
Kertas Struk Belanja Berbahaya untuk Dipegang, Apa Dampaknya Terhadap Kesehatan?

Menurut Kasandra, pengawasan orang tua sangat dibutuhkan sebab remaja kadang belum memiliki kesadaran bahwa penggunaan media sosial mereka sudah memasuki tahap yang berlebihan. “Penting bagi orang tua untuk membatasi penggunaan media sosial bagi anak-anaknya. Ketika seorang remaja sudah kecanduan media sosial atau video game, orang tua dapat membatasi waktu mereka sehingga mereka tidak menghabiskan waktu seharian untuk hal tersebut,” imbau Kasandra.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi