Jumat, 26/04/2024 - 17:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Indeks Massa Tubuh Bukan Tolak Ukur Akurat Berat Badan Sehat?

ADVERTISEMENTS

Pengukuran waist-to-hip ratio dinilai lebih baik daripada indeks massa tubuh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Metode penghitungan indeks massa tubuh (IMT) kerap digunakan untuk mengategorikan berat badan yang sehat dan kurang sehat. Akan tetapi, saat ini sebagian ahli sudah mulai meninggalkan penghitungan IMT dan beralih ke metode pengukuran yang lebih akurat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Studi terbaru dalam European Association for the Study of Diabete/ (EASD) mengungkapkan bahwa metode pengukuran yang lebih baik dari IMT adalah rasio pinggang dan pinggul atau waist-to-hip ratio (WHR). Melalui studi ini, tim peneliti dari Irlandia dan Kanada mengungkapkan bahwa WHR memiliki akurasi yang lebih baik dalam memprediksi perkembangan penyakit dan kematian dini.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

WHR dinilai lebih baik dari IMT karena bisa memberikan informasi mengenai seberapa banyak lemak yang ada di dalam perut. Seperti diketahui, lemak di dalam perut atau lemak visceral yang berlebih bisa meningkatkan risiko beberapa masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung dan diabetes.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Sebelum Tutup Usia, Babe Cabita Idap Anemia Aplastik, Apa Itu?

Informasi serupa tak bisa diberikan oleh IMT. Alasannya, IMT hanya memperhitungkan keseluruhan berat badan dan tak mempertimbangkan di area tubuh mana kelebihan lemak banyak tersimpan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Seseorang yang memiliki lemak berlebih di sekitar perutnya bisa memiliki IMT yang sama dengan orang lain dengan usia dan tinggi serupa yang menyimpan kelebihan lemak mereka di sekitar pinggul,” jelas peneliti Irfan Khan dari University College Cork, seperti dilansir The Sun, Kamis (22/9/2022).

Berita Lainnya:
Guru Besar UI: Penjualan dan Penggunaan Antibiotik Harus Terkontrol

Meski kedua orang tersebut memiliki IMT yang sama, mereka sebenarnya memiliki risiko kesehatan yang berbeda. Orang pertama yang memiliki lemak berlebih di sekitar perut cenderung lebih berisiko bila dibandingkan orang kedua yang cenderung menyimpan lemak berlebih di sekitar pinggul.

“Hasilnya, IMT tak bisa memprediksi risiko penyakit atau kematian secara akurat,” jelas Khan.

Berkaitan dengan temuan terbaru ini, Khan penghitungan berat badan yang sehat akan lebih akurat bila dilakukan dengan metode WHR. Berdasarkan hal ini, Khan menilai badan-badan kesehatan perlu lebih memprioritaskan penghitungan WHR dibandingkan dengan IMT.

“Sudah sejak lama rasio pinggang-pinggul memiliki kaitan yang lebih erat dengan kematian dibandingkan indeks massa tubuh,” kata Prof Nik Finer dari UCL.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi