Jumat, 26/04/2024 - 22:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

FAO: Konflik dan Iklim Kemungkinan Picu Lebih Banyak Krisis Pangan

ADVERTISEMENTS

Melonjaknya harga pangan global yang sebagian dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 ROMA — Kepala Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada Rabu (28/9/2022), memperingatkan bahwa konflik dan dampak terkait iklim akan tetap menjadi pendorong utama di balik krisis pangan, dan menyerukan ketahanan serta lebih banyak upaya untuk perdamaian.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Melonjaknya harga pangan global yang sebagian dipicu oleh konflik antara Rusia dan Ukraina memiliki “implikasi yang menghancurkan” bagi pasokan pangan dan nutrisi global, terutama di negara-negara yang paling rentan, kata Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Harga Pangan Hari Ini: Cabai dan Telur Kompak Naik, Beras Masih di Atas HET


Dia membuat pernyataan itu saat berbicara dengan menteri pertanian dari negara-negara anggota Kelompok 20 (G20) di Bali, Indonesia pada Rabu (28/9/2022), menurut rilis berita FAO. “Biaya manusia, sosial dan ekonomi dari konflik selalu besar, dan perdamaian merupakan prasyarat untuk ketahanan sistem pertanian pangan nasional dan internasional,” katanya.

ADVERTISEMENTS


Qu mencatat bahwa tren tersebut merugikan kedua sisi proses pasokan makanan. “Harga pangan sangat tinggi bagi konsumen, dan harga input sangat tinggi bagi petani.”

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Lima tingkat tertinggi dari Indeks Harga Pangan FAO semuanya telah dicatat tahun ini, dipicu oleh harga energi yang lebih tinggi dan masalah rantai pasokan yang terkait dengan krisis Ukraina. Indeks sedikit turun dalam beberapa bulan terakhir, dan data baru untuk September diperkirakan akan dirilis awal bulan depan.

Berita Lainnya:
Sektor Pertanian PR Utama, Tapi Tugas Ini tak Kalah Penting Menurut Pakar dari UGM


Pernyataan Qu datang kurang dari empat bulan setelah FAO mengusulkan Fasilitas Pembiayaan Impor Pangan yang bertujuan membantu negara-negara yang rentan secara ekonomi untuk mengakses kredit yang akan membantu mendanai kebutuhan darurat sambil berinvestasi dalam sistem produksi pangan domestik yang berkelanjutan.


“Kita perlu menghindari bahwa krisis akses pangan juga menjadi krisis ketersediaan pangan,” kata Qu.


 


sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi