Sabtu, 27/04/2024 - 02:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Penyakit Jantung Raih Peringkat Pertama Beban Pembiayaan BPJS

ADVERTISEMENTS

Penyakit jantung menempati peringkat pertama beban pembiayaan BPJS.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA – Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI Eva Susanti mengatakan, berdasarkan laporan Kemenkes dalam kurun 2017 hingga 2021, kardiovaskular atau penyakit jantung menempati peringkat pertama beban pembiayaan BPJS Kesehatan dengan jumlah pasien berkisar 9,4 juta orang per tahun. Menyusul penyakit jantung, peringkat kedua ditempati pasien kanker mencapai rata-rata 3,5 juta pasien, stroke 2,5 juta pasien, gagal ginjal 2,3 juta pasien, Thalassemia 500 ribu pasien, Leukemia 355 ribu pasien, Hepatitis 310 ribu pasien, dan Hemofilia 443 ribu pasien.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Kepala BKKBN: Pendidikan Seks Usia Dini Dapat Cegah Kanker Serviks


“Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), dari 2013 hingga 2018, faktor risiko penyakit ini terjadi peningkatan,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Hari Jantung Sedunia 2022 secara daring, Rabu (28/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Sementara pasien stroke meningkat 19,4 persen, kardiovaskuler 14,4 persen dengan beban pembiayaan kesehatan tertinggi berkisar Rp7,7 triliun per tahun, disusul kanker 12,5 persen dengan beban biaya Rp3,1 triliun.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
5 Kebiasaan Buruk Ketika Nyetir Mobil, Sering Dianggap Sepele Padahal Berbahaya


“Pembiayaan kesehatan lainnya yang juga termasuk besar adalah stroke Rp1,9 triliun dan gagal ginjal Rp1,6 triliun per tahun,” tambahnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Ia mengatakan hanya tiga dari 10 penderita penyakit tidak menular yang terdeteksi, selebihnya mereka tidak tahu bahwa mereka sakit karena tidak ada gejala sampai terjadi komplikasi.


“Dari tiga penderita tersebut, hanya satu orang yang berobat secara teratur,” katanya.


 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi