Jumat, 03/05/2024 - 16:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Serikat Petani Sebut Cadangan Beras Menipis, Harga Bakal Naik Hingga Awal 2023

ADVERTISEMENTS

Kenaikan harga gabah dan beras tahun ini jauh lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Serikat Petani Indonesia (SPI) menyampaikan, kenaikan harga gabah dan beras tahun ini jauh lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Adapun kenaikan harga ini diproyeksikan akan berlanjut hingga Januari 2023 mendatang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Kepala Pusat Perbenihan Nasional, SPI, Kusnan, menjelaskan, kenaikan harga yang cukup cepat tahun ini kemungkinan karena cadangan beras yang mulai menipis.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Situasi harga beras ini diperkirakan akan bertahan sampai bulan Januari 2023, dan sepertinya akan tetap tinggi ketika musim panen raya di awal November mendatang,” kata Kusnan kepada Republika.co.id, Rabu (5/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Kusnan mengatakan, kenaikan harga ini antara lain karena stok gabah dan beras di petani yang terbatas imbas minimnya produksi padi. Faktor lainnya, yakni musim tanam antar wilayah yang tidak bersamaan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pemerintah Berikan Subsidi Penerbangan Menuju Lombok  


SPI mencatat rata-rata harga gabah di petani saat ini berkisar antara Rp 4.500 per kg hingga Rp 5.800 per kg tergantung kualitas dan daerah.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Sementara, Panel Harga Badan Pangan Nasional mencatat rata-rata harga beras medium hingga Rabu (5/10/2022) sudah berkisar Rp 11.040 per kg jauh di atas HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9.450 – Rp 10.250 per kg.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Selain soal faktor produksi, Kusnan tak menampik kenaikan harga juga dipengaruhi oleh penambahan biaya produksi yang dikeluarkan imbas kenaikan harga BBM

Berita Lainnya:
Iuran Pariwisata Penumpang Pesawat, Anggota DPR: Jangan Bebani Masyarakat


Situasi itu tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan. BPS mencatat, NTP tanaman pangan September 2022 sebesar 99,35 poin, meningkat 1,49 persen dari bulan sebelumnya. Namun, itu masih di bawah dari standar impas 100 poin.


Adapun indeks lb atau indeks biaya yang dikeluarkan petani sebesar 0,95 persen. Terdiri dari biaya konsumsi rumah tangga 0,95 persen dan biaya modal 0,96 persen.


Kenaikan harga BBM itu jelas berdampak pada komponen-komponen yang menggunakan tenaga mesin maupun transportasi. Seperti biaya traktor, pengairan, sampai biaya pemanenan. Begitu juga ke kenaikan biaya-biaya input produksi yang umumnya digunakan petnai seperti fungisida, insektisida, dan pupuk.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi