Sabtu, 27/04/2024 - 12:12 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Putin dan Presiden UEA Bahas Keputusan OPEC+

ADVERTISEMENTS

Barat menilai, keputusan OPEC+ akan membantu Putin membiayai operasi militer Rusia

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

MOSKOW — Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik keputusan OPEC+ membatasi produksi minyak sebagai kunci untuk menstabilkan pasar energi global. Dalam pertemuan dengan Presiden UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Saint Petersburg, Putin memuji dukungan MBZ terkait keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak sebesar dua juta barel per hari, meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat dan negara-negara lain.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Keputusan kami  tidak ditujukan kepada siapa pun. Tindakan kami bertujuan untuk memastikan stabilitas di pasar energi global, agar membuat konsumen sumber daya energi dan mereka yang berurusan dengan produksi dan pasokan merasa tenang, stabil, dan percaya diri, untuk membantu menyeimbangkan pasokan dan permintaan,” ujar Putih, dilansir Aljazirah, Rabu (12/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak bertujuan untuk menopang harga. Namun keputusan ini telah membuat negara-negara Barat geram. Barat menilai, keputusan OPEC+ akan membantu Putin membiayai operasi militer Rusia di Ukraina.  Pengurangan produksi juga berisiko membebani Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Demokrat dengan kenaikan harga bensin sebelum pemilihan paruh waktu AS.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Harga Minyak Dunia Terancam Naik, ESDM Jamin Harga BBM tak Berubah

UEA telah mempertahankan hubungan bisnis yang erat dengan Rusia. UEA berusaha menahan diri untuk tidak bergabung dengan AS dan sekutu Barat lainnya yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia, sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Sementara itu, kantor berita negara UEA WAM mengatakan, selama pertemuan dengan Putin, MBZ menegaskan tujuan negaranya untuk berkontribusi memperkuat pondasi perdamaian dan stabilitas global. Termasuk mengurangi ketegangan dan menemukan solusi diplomatik untuk krisis dalam situasi perang seperti di Ukraina.

“Kami membahas beberapa masalah yang menjadi perhatian bersama, termasuk krisis Ukraina, dan pentingnya terlibat dalam dialog untuk mengurangi ketegangan dan sampai pada solusi diplomatik,” ujar MBZ.

Presiden Biden mengatakan, ada konsekuensi bagi Arab Saudi ketika aliansi OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi minyak. Biden menyatakan, AS akan segera mengambil tindakan atas keputusan tersebut.

Berita Lainnya:
Shell Turunkan Harga BBM, Cek Harga Lengkapnya

Pemerintah AS sedang mengevaluasi kembali hubungannya dengan Saudi, sehubungan dengan pengurangan produksi minyak. Menurut pejabat Gedung Putih, pengurangan produksi minyak akan membantu anggota OPEC+ lainnya, terutama Rusia, mengantongi keuntungan.

“Akan ada beberapa konsekuensi atas apa yang telah mereka lakukan, dengan Rusia. Saya tidak akan membahas apa yang saya pertimbangkan dan apa yang ada dalam pikiran saya. Tapi akan ada akan ada konsekuensinya,” ujar Biden dalam wawancara dengan CNN, Selasa (11/10/2022) waktu setempat.

Senator Demokrat Richard Blumenthal dari Connecticut dan Ro Khanna dari California mengusulkan undang-undang untuk menghentikan semua penjualan senjata AS ke Arab Saudi selama satu tahun. Termasuk menghentikan penjualan suku cadang dan perbaikan, serta layanan dukungan dan dukungan logistik.

Blumenthal dan Khanna mengusulkan undang-undang sehari setelah Senator Robert Menendez, mengatakan, langkah  OPEC+ memangkas produksi minyak secara efektif dapat membantu Moskow melanjutkan perang terhadap Ukraina.  Menendez berkomitmen untuk memblokir penjualan senjata ke Saudi di masa depan.

sumber : Reuters / AP

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi