Jumat, 17/05/2024 - 10:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

PM Israel: Kesepakatan Sengketa Maritim Cegah Perang dengan Hizbullah

Kabinet Israel mendukung kesepakatan penyelesaian sengketa maritim dengan Lebanon.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 TEL AVIV — Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan, kesepakatan penyelesaian sengketa maritim yang sudah dicapai negaranya dengan Lebanon mencegah potensi terjadinya konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah. Tel Aviv sempat menyatakan siap meladeni ancaman perang Hizbullah terkait eksplorasi gas alam di wilayah perairan yang dipersengketakan.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


“Perjanjian ini mencegah kemungkinan bentrokan militer dengan Hizbullah. Jika kita pergi berperang, kami akan memberi mereka pukulan berat. Dikatakan demikian, jika mungkin untuk mencegah perang, itu adalah tugas pemerintah yang bertanggung jawab untuk melakukannya,” kata Lapid, Rabu (12/10/2022), dilaporkan laman Al Arabiya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Kabinet Israel pada Rabu mendukung kesepakatan penyelesaian sengketa maritim dengan Lebanon yang dimediasi Amerika Serikat (AS). Anggota parlemen dan komite parlemen Israel kini memiliki waktu 14 hari untuk meninjau rincian kesepakatan tersebut sebelum diserahkan kembali ke kabinet untuk pemungutan suara terakhir.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah


Jika difinalisasi, kesepakatan itu akan menandai kemajuan diplomatik dalam hubungan Israel dan Lebanon yang dibekap konflik selama puluhan tahun. Selain itu, perjanjian tersebut bakal membuka pintu eksplorasi energi lepas pantai. Sebuah rancangan yang sempat dilihat Reuters menyebutkan, kesepakatan yang telah tercapai dimaksudkan untuk menjadi “penyelesaian permanen dan adil” dari sengketa maritim kedua negara. Namun perjanjian terkait tidak mengatur tentang perselisihan perbatasan darat antara Israel dan Lebanon.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kampus-kampus AS Ancam Skors Mahasiswa Pro Palestina


Perjanjian penyelesaian sengketa maritim akan berlaku setelah Lebanon dan Israel mengirim surat ke Washington. Nantinya pemerintahan AS yang akan mengumumkan bahwa kesepakatan tersebut telah berlaku. Saat momen itu datang, Tel Aviv dan Beirut secara bersamaan akan mengirimkan koordinat identik ke PBB yang menetapkan lokasi perbatasan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Pihak-pihak dalam kesepakatan nantinya akan berusaha menyelesaikan perbedaan maritim lebih lanjut melalui AS. Hal itu mengamankan peran penjamin yang berkelanjutan untuk Washington.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Menurut sumber-sumber diplomatik, Presiden Lebanon ingin segera menandatangani kesepakatan tentang penyelesaian sengketa maritim dengan Israel sebelum masa jabatannya berakhir pada 31 Oktober mendatang. Kesepakatan tidak akan diajukan ke parlemen Lebanon. Namun perdana menteri, presiden, dan ketua parlemen, yakni troika yang berkuasa secara de facto di Lebanon, telah menyuarakan kepuasan dengan persyaratannya.

ADVERTISEMENTS


Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat. Pada 2020, Israel dan Lebanon melanjutkan negosiasi terkait sengketa perbatasan maritim. Pembicaraan sempat terhenti, tapi dihidupkan kembali pada Juni tahun itu.

ADVERTISEMENTS


Diskusi awal berfokus pada area yang disengketakan seluas 860 kilometer persegi (332 mil persegi), sesuai dengan klaim Lebanon yang terdaftar di PBB pada tahun 2011. Beirut kemudian meminta daerah itu diperluas lagi seluas 1.430 kilometer persegi, yang mencakup bagian dari ladang gas Karish. Menurut Israel, Karish berada dalam zona ekonomi eksklusifnya yang diakui oleh PBB.

Berita Lainnya:
Kelompok Pro-Palestina di AS Layangkan Gugatan ke Columbia University

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi