Rabu, 01/05/2024 - 07:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Dua Pemimpin Komunitas Rohingya Tewas di Kamp Pengungsi Bangladesh

ADVERTISEMENTS

Keamanan memburuk di kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

DHAKA — Kepolisian Bangladesh pada Ahad (16/10/2022) mengatakan, dua pemimpin komunitas Rohingya tewas dibunuh oleh sekelompok orang di kamp pengungsi. Peristiwa ini menandai keamanan yang memburuk di kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Juru bicara polisi, Faruk Ahmed mengatakan, dua pemimpin kamp Rohingya tewas pada Sabtu (15/10/2022) malam di Kamp 13. Ahmed menyebutnya sebagai salah satu serangan terburuk dalam beberapa bulan terakhir.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Lebih dari selusin penjahat Rohingya menyerang Maulvi Mohammad Yunus yang merupakan ketua majhi Camp 13. Mereka juga membunuh Mohammad Anwar yang merupakan ketua majhi lainnya. Yunus meninggal di tempat dan Amwar meninggal di rumah sakit,” ujar Ahmed, dilansir Alarabiya, Ahad (16/10).

ADVERTISEMENTS

Majhi adalah istilah untuk pemimpin kamp Rohingya. Seorang perwira senior dari unit polisi elit yang bertugas menjaga keamanan di kamp-kamp itu, menuding Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) sebagai dalang pembunuhan dua pemimpin Rohingya. ARSA adalah sebuah kelompok pemberontak yang memerangi militer di Myanmar.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ke Ukraina

“Ini adalah pembunuhan yang ditargetkan oleh ARSA.  Bentrokan internal di Myanmar berdampak pada situasi keamanan di kamp-kamp,” kata perwira senior itu yang berbicara tanpa menyebut nama.

Sejumlah geng telah lama berperang memperebutkan kendali perdagangan narkoba, yang berpusat pada pil metamfetamin yaba. Tetapi Kepala polisi distrik Cox’s Bazar Bangladesh, Mahfuzul Islam mengatakan, ada eskalasi yang terjadi.

“Dalam tiga bulan terakhir saja, setidaknya 14 orang Rohingya dibunuh di kamp-kamp. Jumlah pembunuhan di kamp meningkat dibandingkan tahun lalu,” kata Mahfuzul Islam.

Seorang pemimpin komunitas Rohingya dan seorang keponakan dari salah satu korban yang terbunuh pada Sabtu juga menyalahkan ARSA atas pembunuhan tersebut. Hingga saat ini,  ARSA belum secara terbuka mengomentari pembunuhan tersebut.

Berita Lainnya:
TNI Buka Layanan Kesehatan Gratis di Lebanon

“ARSA membunuh pamanku tadi malam. Paman saya biasa memberitahu mereka untuk tidak berurusan dengan narkoba. Dia akan mengawasi patroli sukarela di kamp-kamp. Mereka membunuh paman saya,” kata keponakan itu, yang berbicara dengan syarat anonim.

Awal tahun ini, beberapa anggota ARSA didakwa atas pembunuhan pemimpin tinggi Rohingya, Mohib Ullah, yang dibunuh pada September tahun lalu.  ARSA telah membantah keterlibatannya.

Pembunuhan Ullah memicu tindakan keras oleh otoritas Bangladesh. Setidaknya 8.000 tersangka anggota ARSA ditangkap.

Bangladesh telah menampung pengungsi Rohingya di kamp-kamp yang luas sejak mereka melarikan diri dari tindakan keras militer di Myanmar pada 2017. Kamp pengungsi yang penuh sesak itu, telah mengalami peningkatan kekerasan dalam beberapa bulan terakhir. Sejumlah geng mencoba untuk menegaskan kontrol atas perdagangan narkoba dan mengintimidasi kepemimpinan sipil para pengungsi melalui pembunuhan dan penculikan.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi