Pemutaran film diharapkan dapat mempromosikan ajaran Islam
WATERLOO – Masjid Kitchener-Waterloo di Waterloo, Kanada, menjadi tuan rumah pemutaran film Perjalanan Gratis ke Mesir yang mengisahkan sekelompok orang Amerika yang dikirim ke Mesir untuk belajar tentang budaya orang-orang Muslim secara langsung. Pimpinan Masjid Kitchener-Waterloo berharap pemutaran film dokumenter yang akan dilakukan pada 1 November itu akan berdampak pada pemahaman dan hubungan di antara orang-orang dari budaya yang berbeda.
“Film tersebut mempertanyakan tentang dapatkah hubungan manusia mengatasi perbedaan jika kita bersatu pada tingkat yang benar-benar manusiawi?” kata koordinator masjid dan imam perempuan, Fran Pappert Shannon seperti dilansir the record pada Senin (17/10).
Produser film Perjalanan Gratis ke Mesir, Tarek Mounib telah berkeliling Amerika Serikat dan menemukan orang Amerika yang merasa terancam oleh Islam. Mereka ditawari perjalanan berbayar ke Mesir. Film ini menampilkan Adam Saleh, seorang YouTuber Amerika dengan 4,7 juta pengikut.
Mounib adalah seorang Kanada-Mesir yang tinggal di Swiss. Sebagai seorang Muslim, ia ingin menjangkau orang-orang yang takut akan budaya dan agamanya, untuk mencoba dan membangun saling pengertian. Sementara ketika Pappert Shannon melihat film itu, dia mengatakan pesannya selaras dengan pesan masjid.
“Film dan masjid kami memiliki visi yang sama, yaitu sebuah dunia di mana hubungan dan kebaikan manusia sejati menang atas ketakutan dan kebencian yang menyuburkan rasisme, Islamofobia, dan homofobia,” katanya.
Rencananya sesi tanya jawab dengan Mounib akan diadakan bersamaan dengan pemutaran film. Diharapkan itu akan memicu diskusi yang hidup. Film ini akan diputar di Princess Twin Cinema, 46 King St. N. di Waterloo pada 1 November pukul 18.30 waktu setempat. Tiket dapat dibeli melalui Eventbrite sebelumnya atau di pintu. Harga berkisar dari 5 dolar hingga 17 dolar berdasarkan seberapa banyak yang mampu dibeli oleh peserta. Sebagian dari hasil penjualan tiket akan disumbangkan ke Pusat Kesehatan Pengungsi.
Sumber: Republika
